Posyandu jadi Ujung Tombak Program Kesehatan

Puskesmas Kotim
IMUNISASI: Ketua TP PKK Kotim Khairiah Halikinnor memantau kegiatan imunisasi di Posyandu Sekar Sawahan, baru-baru tadi. (Dok. YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kotim Khairiah Halikinnor mengatakan, kader kesehatan merupakan pilar dan ujung tombak dalam menjalankan program pemerintahan di bidang kesehatan.

”Posyandu merupakan saran paling penting untuk masyarakat. Posyandu ujung tombak untuk kesehatan karena posyandu berdiri di tingkat RT, RW,” ujar Khairiah.

Bacaan Lainnya

Sejauh ini, posyandu yang ada di Kabupaten Kotim menurutnya sudah sangat aktif. Hanya beberapa posyandu saja yang tidak aktif, itupun berlokasi di wilayah pelosok.

”Alhamdulillah, posyandu kita cukup aktif. Dari total 314 posyandu cuma ada 2 posyandu di pelosok yang tifak aktif, di daerah sangat terpencil,” sebutnya.

Di sisi lain, peran kader posyandu sangat penting dalam mencegah Stunting. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi juga menurun karena peran dari kader posyandu.

Posyandu merupakan upaya kesehatan berbasis masyarakat yang telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia sejak kisaran tahun 80-an.

Baca Juga :  Gara-gara Ini Harga Kebutuhan Pokok di Katingan Melonjak

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Hal itu guna memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Sejalan dengan target pemerintah untuk menurunkan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024, Posyandu menjadi salah satu sarana strategis dalam membantu mencapai target tersebut.

Hal ini tercermin dari jenis intervensi spesifik pencegahan dan penanggulangan stunting pada masa sebelum kelahiran dan pada anak usia 0-23 bulan banyak bertumpu pada posyandu sebagai ujung tombak implementasinya.

Diantaranya konsumsi tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri dan ibu hamil, pemberian ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan, pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta, tatalaksana balita dengan masalah gizi, imunisasi, dan edukasi gizi bagi remaja, ibu hamil dan keluarga termasuk edukasi terkait Buang Air Besar Sembarangan (BABS).



Pos terkait