SAMPIT, radarsampit.com – Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Hendra Sia prihatin dengan menjamurnya retail modern, baik dalam Kota Sampit hingga pelosok. Dia mempertanyakan keberpihakan pemerintah dalam pembangunan ekonomi masyarakat.
Hendra meminta pemerintah memperhatikan ekonomi masyarakat sekitar sebelum memberikan izin pendirian retail modern. Pasalnya, banyak pedagang kecil yang akhirnya tutup ketika retail modern hadir.
”Di Kelurahan Parenggean saja sudah ada tiga retail modern dan jaraknya cukup dekat. Kemudian di Jemaras, saya perhatian dulu banyak pedagang kecil yang berjualan yang berharap ada pembeli dari warga yang berhenti di sekitar Pertamina. Namun, setelah adanya retail modern itu, saya lihat sudah tidak ada lagi pedagang kecil,” ujar Hendra, Jumat (10/3).
Dia menyesalkan sikap pemerintah yang justru memikirkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor tersebut. Harusnya pemerintah tidak hanya memikirkan pemasukan untuk kas daerah, namun juga perekonomian masyarakat. PAD memang bisa meningkat, namun ada dampak negatifnya bagi masyarakat. Bahkan, bisa mengerek kemiskinan.
”Nanti pemerintah juga yang kesulitan kalau banyak masyarakat yang akhirnya pendapatannya menurun. Begitu juga dengan retail yang sudah berdiri, saya harap dievaluasi perizinannya. Apakah sudah sesuai, karena tidak ada dijabarkan dalam pemberian izin apakah harus disetujui warga atau pedagang atau semuanya. Kalau semuanya, saya rasa banyak warga yang tidak setuju, terutama pedagang kecil,” tegasnya.
Hendra juga meminta pemerintah memaksimalkan fungsi pengawasan, terutama dengan menggerakkan Satpol PP agar menjalankan fungsinya sebagai pengawas perda. Pengawasan bisa dilakukan terhadap jam operasional minimarket.
”Seperti yang sudah banyak diadukan, ada yang buka sebelum jam 10.00 WIB. Nah, kalau menunggu bukti dari masyarakat langsung akan sulit. Jadi, kalau sudah ada laporan seperti ini, tolonglah diawasi. Mungkin Satpol PP bisa keliling dan pada malam hari juga kalau sudah waktunya tutup bisa dipantau apa ada yang masih buka,” katanya. (ang/ign)