Sebelum jabatan Ketua Takmir Masjid digantikan Wariyanto tiga tahun lalu, Syaiful yang dikenal aktif mengurus masjid berupaya mengajukkan proposal yang membuahkan hasil. Dari permohonan proposal itu, Masjid Al Hidayah menerima bantuan dari Pemkab Kotim sebesar Rp125 juta dan dari Pemprov Kalteng Rp100 juta.
”Dulu Pak Syaiful tugas sebagai Lurah MB Hilir. Sudah pensiun, balik ke Jawa tiga tahun lalu. Beliau cukup lama menjadi Ketua Takmir selama 12 tahun. Beliau juga punya sahabat bernama Pak Karno, Pengurus Masjid Bairurrahim yang juga ikut membantu dana pembangunan sebesar Rp50 juta,” kata pria berumur 55 tahun ini.
Selain bantuan pemerintah dan donatur, Masjid Al Hidaya juga memiliki uang kas yang dikumpulkan dari kotak amal hasil sedekah jemaah setiap Jumat Rp500-600 ribu dan setiap salat ied Rp 1-2 juta.
”Dari dana yang terkumpul itu akhirnya pembangunan fisik masjid sudah selesei tahun 2022 yang dikerjakan selama 4 tahun. Kapasitasnya dapat memuat 500-700 jemaah. Masjid ini juga sudah memiliki 6 unit AC yang dipasang tahun 2022 secara bertahap,” kata Sutoko.
”Setiap tiga kali seminggu petugas kami keliling mengunjungi masyarakat. Awal pembangunan bisa terkumpul Rp8-10 juta dalam seminggu. Setelah di akhir finishing pendapatan dari sumbangan sedekah masyarakat berkurang dikisaran Rp1-3 juta,”tambahnya.
Pada 2023 hingga memasuki Maret 2024, dilanjutkan pembangunan tempat wudhu sebesar Rp250 juta.
”Masih ada target yang belum terwujud, seperti pembangunan pintu gerbang dengan estimasi anggaran Rp350 juta yang menjadi prioritas kami. Setelah itu, target kami akan membangun dua menara dengan estimasi biaya Rp250 juta serta perencanaan pemasangan lantai marmer di halaman berukuran 25 x 40 meter,” ujarnya.