SAMPIT, radarsampit.com – Harapan Ketua DPD Demokrat Kotim Jhon Krisli untuk maju berpasangan dengan kader Golkar Kotim, Siyono, langsung buyar seketika. Kongsi yang berusaha dibangunnya bersama Siyono dalam Pilkada Kotim, langsung bubar begitu terbitnya rekomendasi dari Golkar.
Partai berlambang pohon beringin itu lebih memilih Sanidin, kader Gerindra Kotim untuk berpasangan dengan mantan Camat Parenggean tersebut. Sanidin didapuk sebagai bakal calon bupati dan Siyono wakilnya.
Saat dikonfirmasi, Siyono membenarkan dirinya dipasangkan dengan Sanidin. Menurutnya, hal itu merupakan perintah Partai Golkar yang didasari dengan rekomendasi yang akan mengusung keduanya.
Hal itu dibuktikan dengan foto penyerahan rekomendasi dari Partai Golkar untuk keduanya. Penyerahan dilakukan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia dan Ketua DPD Golkar Kalteng HM Ruslan AS.
”Insya Allah saya akan dipasangkan dengan Bapak Sanidin dari Gerindra,” ujar Siyono.
Menurutnya, Golkar sudah resmi berkoalisi dengan Gerindra. Untuk partai lainnya, seperti Demokrat yang sebelumnya diisukan akan berkoalisi, belum memutuskan hal tersebut.
”Saya tegak lurus dengan aturan Partai Golkar, karena saya saat ini kader Golkar dan siap dipasangkan dengan siapa pun putra-putri terbaik Kotim,” tegasnya.
Siyono tak masalah menjadi wakil. Dia tetap berpegangan sesuai pendaftaran awal sebagai bakal calon wakil bupati. Di sisi lain, Gerindra memiliki 6 kursi di DPRD, sementara Golkar 5 kursi.
”Siapa pun yang diusung oleh Golkar, saya siap mendampingi,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD Golkar Kotim Joni Abdi mengatakan, pihaknya belum menerima tembusan dari DPP tersebut terkait keputusan mengusung Sanidin-Siyono.
”Hingga saat ini DPD Golkar Kotim belum menerima surat tembusan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terkait rumor yang berkembang saat ini, yaitu rekomendasi atas nama Siyono dan Sanidin dari Gerindra,” ujarnya, Kamis (15/8/2024).
Menurutnya, pengurus DPD Golkar Kotim saat ini tidak berani berspekulasi. Pasalnya, dari foto yang beredar, hanya penyerahan dokumen yang pihaknya sendiri tidak bisa menebak isi dokumen yang diserahkan.
