Pondok Pesantren Darussalam Sampit menjadi salah satu perintis pondok pesantren muadalah yang mendidik para santri jenjang pendidikan usia anak-anak.
HENY, Sampit
Keprihatinan Abdul Munir (51) terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih jauh dari harapannya. Sebagai guru agama atau tenaga pendidik di salah satu sekolah negeri di Kota Sampit, Munir merasa pembelajaran khususnya ilmu agama yang didapatkan oleh siswa atau peserta didik di sekolah formal masih belum maksimal.
Hal itulah yang memotivasinya merintis pembangunan pondok pesantren bernama Pondok Pesantren Darussalam. Berbekal pengalaman sebagai guru ASN sejak 1999, Munir bertekad ingin mewujudkan pembangunan pondok pesantren muadalah berkonsep modern dan madrasah ibtidaiyah (jenjang pendidikan yang setara dengan pendidikan sekolah dasar).
”Latak belakang saya mengajar memang anak-anak tingkat Madrasah Ibtidaiyah. Selama puluhan tahun mengajar, saya melihat waktu anak-anak untuk menuntut ilmu agama di pendidikan formal masih kurang. Karenanya, saya ingin menyempurnakan tugas saya sebagai guru agama dan itulah yang mendorong diri saya merintis pembangunan pondok pesantren,” kata Abdul Munir kepada Radar Sampit di Pondok Pesantren Darussalam, Jalan Ir Soekarno, Kamis (7/4).
Menurutnya, dalam ajaran pondok pesantren, waktu belajar dapat dilakukan selama 24 jam penuh. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Semua diisi dengan ilmu yang sekaligus diamalkan atau dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Munir menerapkan pola disiplin kepada para santrinya. Mulai pukul 03.30 WIB, para santri bangun dan bersiap mandi. Lalu melaksanakan salah subuh berjemaah di Musala.
”Saya sudah menerapkan metode aubah sejak anak-anak usia dini. Seperti mandi sebelum waktu subuh, itu sangat baik untuk penyegaran syaraf otak dan tentunya untuk menghilangkan ngantuk,” katanya.
Setelah salat subuh, para santri mendengarkan kultum selama 15 menit. Dilanjutkan pembelajaran penguasaan kosakata bahasa Arab dan bahasa Inggris. Setiap santri dituntut menghafalkan kosakata baru setiap harinya dalam bahasa Arab dan Inggris. Hafalan itu kemudian disetorkan ke ustaz dan ustazah yang mengajar.