Sabar Hadapi Santri Menangis Minta Pulang, Penuhi Permintaan Makanan Anak-Anak

Melihat Aktivitas Pondok Pesantren selama Ramadan (4)

Pondok Pesantren Darussalam Sampit menjadi salah satu perintis pondok pesantren muadalah
SANTRI: Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam menjadi imam para santri saat salat tarawih berjemaah, Kamis (7/4). (HENY/RADAR SAMPIT)

Radar Sampit menyaksikan langsung bagaimana sabarnya Abdul Munir dan para ustaz lainnya menenangkan anak-anak santri yang menangis dan gelisah meminta dipulangkan ke rumah orang tua.

”Dari puluhan santri, ada 2-3 orang yang menangis minta pulang. Biasanya anak-anak santri ini baru menjalani 1-3 bulan pertama belajar di Pondok Pesantren jauh dari orang tua. Itu hal yang wajar. Namanya mendidik anak-anak. Kami sebagai pengasuh memang harus sabar dan telaten. Di situlah seninya para pengasuh. Kami bersikap tegas, sesungguhnya kami tersenyum. Kami ingin membangun karakter anak yang mandiri, disiplin, kuat, dan berwawasan,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

”Ada juga orang tua yang menelepon sambil menangis karena rindu anaknya, sementara anaknya di sini senang saja belajar dan bermain dengan kawan santrinya yang lain,” katanya lagi.

Baca Juga :  Hari Berlalu, Serangan Ransomware di Pusat Data Nasional Belum Teratasi

Abdul Munir mengisahkan perjuangannya membangun Pondok Pesantren Darussalam dari hasil jerih payahnya bekerja sebagai guru. Selama bertahun-tahun, dia rela menghabiskan seluruh gaji yang diperolehnya per bulan untuk mewujudkan Pondok Pesantren yang diimpikannya.

”Saya ini hanya bermodal nekat dan keberanian. Kalau tidak saya mulai dari sekarang, lalu kapan lagi saya mewujudkannya? Seratus persen gaji saya sebagai guru dipakai untuk membangun pondok pesantren dan saya tidak pernah berutang untuk memenuhi kebutuhan hidup terkecuali untuk pembangunan pondok pesantren,” katanya.

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan hidup anak dan istrinya, Munir mendapatkan itu dari para ‘tamu’ yang berkonsultasi dengannya. Dengan kemampuan terapi pengobatan spiritual menggunakan metode aubah, Munir telah membantu banyak orang.

”Saya sudah membuka praktik konsultasi melalui pendekatan spiritual di rumah sendiri sejak 2012. Awalnya saya merasa prihatin dengan pergaulan generasi muda zaman sekarang, dengan kemampuan ilmu melalui metode aubah, saya memberikan terapi pengobatan secara spiritual terhadap banyak kasus, mulai dari kenakalan remaja, ketergantungan narkoba, hingga gangguan jiwa,” katanya.



Pos terkait