Pada 2020, Munir berjuang mendirikan Pondok Aubah Training Center Rehabilitasi Narkoba dan Kesehatan Jiwa berukuran 10 meter x 20 meter. Dana yang menghabiskan mencapai Rp 1,3 miliar.
”Alhamdulillah, Pondok Aubah sekarang sudah selesai, tinggal tahap penyelesaian. Mungkin ada yang bertanya, dari mana saya mendapatkan dana membangun pondok? Dana itu tentu tidak cukup hanya dari gaji saya. Tetapi, saya bersyukur, Allah memberikan rezeki kepada saya dari perantara tamu yang berkonsultasi. Ada yang berkonsultasi tentang konflik rumah tangga, kesehatan nonmedis, masalah gangguan mental, stres, depresi dan lain-lain,” katanya.
Dia menuturkan, praktik konsultasi terapi yang dibukanya sejak 2012 bukan semata-mata untuk mencari keuntungan. Namun, untuk memberikan kebaikan kepada siapa saja yang membutuhkan.
”Orang-orang yang berkonsultasi dengan saya datang dari semua kalangan. Bahkan pejabat daerah juga pernah berkonsultasi. Saya tidak pernah meminta bayaran. Saya membantu karena Allah ta’ala. Ada yang bantu seikhlasnya, ada yang memberi dengan ucapan terima kasih, ada yang memberi Rp 50 ribu, Rp 1 juta. Rezeki itulah yang saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup anak, istri, termasuk membangun pondok pesantren,” katanya.
Meskipun pencapaiannya saat ini masih jauh dari target yang diimpikan, Munir berusaha mewujudkan pembangunan Madrasah Ibtidaiyah yang dirintis sejak Juli 2019. Bangunan tersebut baru selesai tahun 2021. Sampai saat ini dia masih merintis menyediakan tiga kelas mulai dari kelas 1,2 dan 3.
Ramadan 1443 Hijriah ini merupakan tahun pertama kegiatan Pondok Pesantren Muadalah Ula. Ada 60 santri yang menjalankan pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam. Santrinya ada yang berdomisili di Parenggean, Sebabi, Telaga Antang, Baamang, Ketapang, hingga Kabupaten Seruyan.
”Khusus program pondok pesantren selama Ramadan, hanya 15 hari mulai tanggal 6-20 April 2022. Penerapan sistem belajarnya satu paket antara sekolah MI dan Pondok Pesantren,” katanya.
Menurutnya, Pondok Pesantren Muadalah merupakan pondok pesantren pertama di Kalteng. ”Kita ini termasuk bagian perintis pertama di Kalteng untuk pendirian setingkat anak-anak. Awalnya sempat khawatir juga, karena belum ada pedoman aturannya, tetapi setalah Juni 2021 lalu Kemenag mengeluarkan pedoman teknis Pondok Pesantren Muadalah yang akhirnya membuat saya sedikit lebih lega,” katanya.