Satgas TPPO Polres Lamandau Amankan Muncikari Daring

Beraksi lewat Mi Chat, Bertarif Rp 300 Ribu Sekali Kencan

muncikari ilustrasi
Ilustrasi muncikari

PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Lamandau Polda Kalimantan Tengah mengamankan seorang pemuda berinisial MI (22) warga Kecamatan Banjarmasin Barat, Kalimantan Selatan, sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Hal tersebut, disampaikan Kapolda Kalteng Irjen Pol Drs. Nanang Avianto melalui Kabidhumas AKBP Erlan Munaji, dalam keterangan resminya, Sabtu (17/6/2023) kemarin.

Bacaan Lainnya

Kabidhumas mengungkapkan bahwa pihaknya mengamankan terduga pelaku di salah satu Hotel di Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau pada Jumat 16 Juni 2023 sekitar pukul 23.30 WIB kemarin. “Kegiatan ini merupakan Operasi Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO),” ungkapnya.

Dari hasil data yang disampaikan Kabidhumas menerangkan bahwa penangkapan tersebut berawal saat dilakukanya patroli oleh personel Satgas TPPO Polres Lamandau ke sejumlah penginapan. Diamankan seorang pemuda berinisial AA alias M (19) bersama lima perempuan diduga sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK).

Baca Juga :  Perdagangan Manusia dan Sisik Trenggiling jadi Kasus Menonjol di Lamandau

“Awalnya kita melakukan patroli kesejumlah daerah rawan, salah satunya kebeberapa tempat penginapan. Kemudian petugas mendapati seorang pemuda yang diduga menjadi muncikari sedang menggunakan aplikasi Mi-Chat untuk menjual korban atau open BO,” jelasnya.

Perwira berpangkat melati dua tersebut, memaparkan bahwa dalam aksinya itu terduga pelaku menggunakan ponsel untuk menjajakan seorang wanita diduga PSK untuk melayani tamu dengan berhubungan badan dengan tarif Rp. 300.000.

Dari pengungkapan kasus tersebut, setidaknya petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa satu (1) unit kendaraan jenis R4, delapan (8) buah kondom atau alat kontrasepsi, satu (1) set pakaian dan dua (2) unit gawai dengan merk Samsung, serta uang tunai sebesar Rp. 300.000.

Pada kasus ini, lanjut Kabidhumas, pelaku akan dijerat dengan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 21 tahun 2007, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. “Adapun ancaman hukuman yang diterapkan yaitu pidana paling lama 12 tahun kurungan penjara,” tutupnya. (daq/sla)



Pos terkait