Penjualan rokok ilegal tanpa pita cukai di Kabupaten Kotawaringin Timur masih marak. Barang tersebut banyak ditemukan di wilayah Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
HENY-radarsampit.com, Sampit
Upaya Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Kotim kali ini patut diacungi jempol. Pasalnya, selama dua hari terakhir anggota Satpol PP melakukan penyamaran menjadi seorang pembeli rokok ilegal di sejumlah kios di Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
Ada tujuh anggota berpakaian bebas memantau pergerakan jual beli rokok ilegal yang diduga marak di daerah yang dikenal dengan penghasil sarang burung walet itu. Ratusan gedung tinggi memenuhi Samuda yang sengaja dijadikan ladang usaha tempat bersarang walet. Ternyata tidak hanya banyak sarang walet, Samuda juga menjadi sarang transaksi masyarakat melakukan jual beli rokok ilegal.
Dari pengakuan warga, rokok ilegal itu dipasok dari berbagai sumber sales yang datang langsung menawarkan ke warung-warung. Ada pula pedagang yang membeli sendiri dan hanya sekadar menjualkan barang titipan, serta jadi pengecer.
Informasi tersebut diketahui setelah Wakil Bupati Kotim Irawati bersama tim gabungan Satpol PP Kotim dan tim Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) C Sampit turun mengecek empat warung yang memperjualbelikan rokok ilegal.
Empat warung yang menjadi sasaran tersebut sebelumnya telah dipantau anggota Satpol PP Kotim. Untuk mengetahui berapa banyak merek rokok ilegal yang dijual, anggota Satpol PP rela merogoh kocek membeli semua rokok ilegal berharga murah yang banyak diminati masyarakat menengah ke bawah sebagai penikmat rokok.
Sasaran pertama mengunjungi warung di depan Pasar Umar Husein Samuda. Weny, selaku pedagang mengaku tak mengetahui rokok yang dijualnya ternyata ilegal. Dia hanya fokus menjual kelengkapan alat tulis kantor (ATK), sekaligus menjual rokok yang memang paling sering dicari masyarakat.
Dalam etalase berisi rokok tersebut ditemukan rokok ilegal dari berbagai merek, di antaranya Seven dan Djati Bold. Total 12 bungkus. Dari pengakuannya, Weny tak membeli banyak, hanya membeli satu slop.