Sementara fungsi kominfo hanya untuk menghubungkan saja, agar stakeholder yang terlibat dalam kedaruratan bisa hadir dalam waktu yang cepat dan tepat.
Sementara itu Bupati Kotim Halikinnor menyambut baik dengan program layanan kedaruratan tersebut. Halikinnor berharap pada tahun 2023 mendatang pelayanan kedaruratan sudah bisa dilaksanakan di Kota Sampit.
“Kita menyambut baik program tersebut, tapi memang ada hal yang harus dipersiapkan. Paling tidak, 2023 pelayanan itu sudah dilaksanakan,” sebutnya.
Halikinnor menuturkan, masalah kedaruratan sangat penting karena menyangkut nyawa manusia. Di samping karena Kotim yang juga merupakan salah satu kabupaten yang ditunjuk sebagai smart city.
“Karena ditunjuk sebagai smart city, otomatis layanan kedaruratan harus sudah ada,” imbuhnya.
Dirinya meminta kepada satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) terkait mengkoordinasikan persiapan lebih lanjut.
Layanan kedaruratan tersebut penting di Kotim, apalagi sering terjadi kecelakaan lalu lintas dan musibah kebakaran. Dengan adanya layanan 112 masyarakat lebih cepat mendapatkan bantuan.
“Mungkin juga ada orang mendadak sakit yang perlu pertolongan segera, karena layanan itu tidak terganggu bahkan tidak pakai pulsa yang penting,” tandasnya.
Jika layanan tersebut bisa dilaksanakan di Kotim, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. “Akan kita sampaikan kalau kita punya layanan khusus yang memudahkan komunikasi ke instansi terkait,” tuturnya.
Dia berharap program tersebut bisa berjalan. Akan ada satu tempat dimana sumber daya manusia (SDM) serta sarana prasarana dijadikan satu. “Ke depan kita akan buat satu tempat yang layak, di situ juga ada sarana prasarana, ada mobil ambulans, ada mobil pemadam, jadi kalau ada kejadian langsung bisa ditangani segera,” pungkasnya. (yn/yit)