PALANGKA RAYA, RadarSampit.com – Sekelompok pelajar dengan kelakuan yang terbilang nakal, dan masih menggunakan baju seragam, dijaring serta diamankan Tim Patroli Presisi Reaksi Cepat (PPRC) Dit Samapta Polda Kalteng, saat melakukan patroli Kamtibmas di Jalan Temanggung Tilung, Palangka Raya, Selasa (23/8).
Diantaranya, satu pelajar tertangkap tangan membawa senjata tajam jenis badik. Dari mereka petugas juga mengamankan dua unit sepeda motor modifikasi menggunakan knalpot brong dan terindikasi digunakan sebagai sarana balapan liar. Mereka pun dibawa ke Markas Dit Sabhara untuk dilakukan pembinaan dan dimintai keterangan.
Danton PPRC Dit Samapta Polda Kalteng Ipda Budi Hartono mengatakan, sepeda motor brong mereka diamankan Sat Lantas Polresta Palangka Raya untuk dilakukan penilangan selama tiga bulan. Sementara, satu pelajar yang tertangkap membawa sajam masih dilakukan pendalaman. Jika kuat terbukti melakukan perencanaan kejahatan dan membahayakan orang lain, maka akan diproses secara hukum.
“Kita jaring sejumlah pelajar dan saat itu masih menggunakan baju pelajar lengkap. Salah satu dari mereka membawa sajam,” sebutnya.
Pama Polri ini juga menyampaikan, Tim PPRC melakukan kegiatan rutin harkamtibmas dan mengamankan lima unit kendaraan modifikasi dan knalpot brong dan diindikasikan untuk saran balapan liar, satu pelajar membawa sajam.
“Dari informasi senjata tajam itu untuk mempersenjatai diri dan keselamatan. Mereka ini berkelompok, dan diduga kerap kali melakukan perkelahian antarpelajar, motifnya saling ejek. Ada dari SMKN 1,SMKN 2, SMAN 3,SMAN 2, SMAN 1 dan semua kelas dua dan tiga,”beber Budi.
Ia menegaskan, para pelajar tersebut akan dilakukan pembinaan, dan bagi pembawa sajam akan jika dipenuhi pidana maka proses hukum dan dipanggil orang tuanya masing-masing.
Budi menambahkan, pihaknya akan terus melakukan patroli, pemantauan di wilayah hukum, baik dengan patroli dialogis dan pemantauan dengan memberikan himbauan antisipasi tawuran kepada pelajar. Baik menggunakan kendaraan roda dua, tim Patmor (patroli bermotor), yang juga menelusuri lokasi yang dianggap rawan terjadinya tawuran pelajar.