Sempat Digandrungi, Penjualan Lato-Lato di Sampit Meredup

jualan lato lato
MULAI SEPI PEMINAT: Pedagang mainan yang menjual lato-lato di Kota Sampit, Minggu (22/1). (YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Dalam beberapa bulan terakhir, lato-lato sempat membawa berkah bagi para pedagang mainan di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Namun, kini penjualannya mulai meredup.

Saat mainan itu viral, tingginya permintaan lato-lato dirasakan hampir seluruh pedagang mainan, mulai dari distributor hingga tingkat pengecer. Termasuk salah satu toko mainan di Jalan DI Panjaitan Sampit.

Bacaan Lainnya

Sebagai pedagang mainan, Muhammad Rizki mengaku menjual lato-lato sejak sebulan terakhir. Menurutnya, saat itu penjualan lato-lato sangat menggiurkan. ”Keuntungan rata-rata bisa sampai Rp500 ribu lebih per hari,” kata Rizki.

Namun, lanjutnya, sejak sepekan terakhir, penjualan lato-lato yang dibanderol dengan harga Rp8.000-12.000 tersebut mulai turun. ”Penjualannya sudah mulai turun. Saat ini keuntungan bersih yang didapat dari penjualan alat-alat hanya sekitar Rp150 ribu per hari,” ucapnya.

Baca Juga :  Amarah Warga Sampit Bisa Memuncak, Ancam Hentikan Truk Masuk Kota

Dari pengalamannya berjualan mainan viral musiman seperti lato-lato, hanya akan bertahan sekitar dua bulan saja. Bahkan, diperkirakan dalam dua hingga tiga pekan kedepan permintaan akan terus turun secara bertahap.

Turunnya permintaan lato-lato juga dirasakan Muhidin, pedagang mainan di Jalan S Parman, sekitar Taman Kota Sampit. Jika sebelumnya keuntungan penjualan lato-lato mencapai Rp400 ribu per hari, saat ini turun menjadi sekitar 30 persen saja.

”Sekarang penjualan lato-lato sudah mulai ada penurunan, tidak seperti awal-awal waktu viral, banyak yang beli,” ujarnya.

Baik Rizki maupun Muhidin mengatakan, mainan yang saat ini mulai banyak dicari adalah lato-lato gagang. Namun, ketersediaan mainan tersebut di Sampit masih sangat terbatas.

Fenomena viralnya mainan lato-lato yang diprediksi tidak akan bertahan lama lagi ini kemungkinan akan segera digantikan mainan viral musiman lainnya.  Fenomena itu sudah menjadi hal yang biasa bagi pedagang mainan, terutama bagi mereka yang sudah lama berjualan mainan. (yn/ign)



Pos terkait