Sengketa Perkebunan Buntu, Dua Pengusaha Berkonflik Harus Bertemu

sengketa perkebunan sawit kotim
BUNTU: Lembaga adat dan aparat keamanan turun ke lokasi konflik perkebunan antara dua pengusaha, Acen dan Alpin di Desa Pelantaran, Kamis (28/7/2022) lalu, yang nyaris terjadi bentrok fisik. (RADO/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, RadarSampit.com – Sengketa kepemilikan perkebunan kelapa sawit di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu, antara Alpin Laurence dan Acen menemui jalan buntu. Mediasi penyelesaian konflik gagal dilakukan karena salah satu pihak hanya mengirim utusan.

Rencananya, pekan ini akan dilakukan mediasi oleh Damang Kepala Adat Cempaga  Hulu. Pasalnya, dalam mediasi sebelumnya, Jumat (29/7), Acen yang sudah menunggu bersama kuasa hukumnya, Guruh Eka Saputra, hanya bertemu dengan perwakilan Alpin melalui kuasa hukumnya Mambang Tubil dan Adi, orang yang mengaku ditunjuk Alpin sebagai manajemen untuk mengelola sawit tersebut.

Bacaan Lainnya

Rapat sempat berjalan alot lantaran pihak Alpin bersikukuh ingin melakukan aktivitas di lahan itu. Acen keberatan lantaran lahan tersebut miliknya, sebagaimana legalitas yang dikantongi. Karena tidak ada jalan tengah, akhirnya disepakati masalah tersebut diselesaikan antara Acen dan Alpin. Keduanya harus bertemu secara langsung tanpa campur tangan pihak lain.

Baca Juga :  MIRIS!!! Ancaman Pembabatan Hutan Kian Serius, Warga Tumbang Ramei Dibuang Bingung

Damang Cempaga Hulu, Duwin memberi kesempatan agar kedua belah pihak menentukan waktunya. Hingga kemudian disepakati pertemuan akan dilakukan pada Rabu (3/8), di kantor perkebunan tersebut. Alpin diminta bisa hadir secara langsung tanpa mengirim utusan.

”Pak Alpin nanti agar bisa hadir menyelesaikan bersama Pak Acen,” tegas Duwin.

Apabila Alpin tidak hadir, lanjutnya, disepakati agar Alpin bisa menarik orang-orang suruhannya yang diturunkan untuk menghentikan aktivitas Acen di areal kebun tersebut.

Kamis (28/7) lalu, persoalan tersebut meruncing. Nyaris terjadi bentrok fisik di lapangan antara massa Acen dan Alpin. Acen keberatan atas tindakan Alpin yang mengerahkan sejumlah orang untuk menghentikan aktivitas di areal kebun.

Akibat hal tersebut, aktivitas di lapangan terhenti selama tiga hari. Selain menghentikan aktivitas, mereka juga menahan sepeda motor, truk, bermuatan sawit, alat berat, dan menguasai mes karyawan.

Aparat kepolisian bersama sejumlah prajurit TNI, serta Batamad Kotim, langsung terjun ke lapangan untuk meredam situasi hingga sore kemarin. Perdebatan dengan sekelompok orang itu tidak terhindarkan.



Pos terkait