PANGKALAN BUN – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pangkalan Banteng berhasil mengembangkan tanaman Melon Golden Alisha di kantong polybag dengan sistem fertigasi. Dari total 260 pokok yang ditanam, semuanya mampu menghasilkan sekitar rata-rata dua buah per pokoknya.
Kepala SMK N 1 Pangkalan Banteng Sapriansyah mengatakan bahwa penanaman melon golden alisha ini menjadi uji coba penting bagi anak-anak untuk pengembangan varietas melon tersebut. “Untuk di Kobar memang baru kita yang mencoba mengembangkannya dengan ditanam di polybag. Lokasinya juga di green house dan sistem pengairan fertigasi (fertigation) untuk kompetensi keahlian Pemuliaan dan Perbenihan Tanaman (PPT),” katanya Kamis (17/2).
Dengan keberhasilan ini maka selanjutnya bisa menjadi salah satu pilihan bahwa menanam melon tidak harus di lahan yang luas. Memanfaatkan lahan pekarangan juga sangat potensial. “Melon ini jelas berbeda dengan melon biasa, selain lebih manis dan lembut dagingnya, harga jualnya cukup mahal. Tapi poin pentingnya adalah bagaimana anak-anak kita belajar menanam dan mengembangkannya hingga berhasil panen,” terangnya.
Sementara itu Koordinator Penyuluh Pertanian Kantor BPP Pangkalan Banteng, Jono mengungkapkan bahwa pihaknya menjadi pendamping budidaya melon di polybag tersebut. Menurutnya penanaman melon Golden Alisha dalam polybag dengan sistem pengairan fertigasi di dalam green house ini merupakan satu-satunya di Kalteng.
“Fertigasi adalah proses pelarutan pupuk, diencerkan dan didistribusikan bersama dengan air melalui sistem irigasi mikro. Metode ini memang kian populer dalam hortikultura dan pertanian ekstensif. Sistem ini memungkinkan pemberian pupuk dalam jumlah yang benar sesuai dengan kekurangan unsur hara tanaman,” katanya.
Dari uji coba pertama tersebut, secara keseluruhan pokok (pohon) mampu menghasilkan rata-rata dua buah melon. “Karena sebagai penelitian, anak-anak ada yang membuahkan tiga dan dua. Dari 260 pokok yang ditanam, semua mampu berbuah,” katanya.
Jono juga menyebut bahwa selain keberhasilan buah dengan berat rata-rata di atas 1 kilogram, salah satu yang menjadi perhatian dalam penelitian pelajar itu adalah semua tanaman yang ada tidak satupun yang terserang hama penyakit. “Terutama serangan jamur, ini musuh beratnya para petani melon. Dan ternyata semuanya bersih. Dari penelitian anak-anak ini ke depan bisa diterapkan pada pertanian masyarakat luas,” katanya.