Si Jali Tetap Semangat Demi Lestarikan Budaya

Cobaan Pengrajin Dambus Kala Pandemi Landa Sukamara

Cobaan Pengrajin Dambus Kala Pandemi Landa Sukamara
PENGRAJIN DAMBUS: Jali seorang pengrajin alat musik gambus di Sukamara yang masih bertahan ditengah pandemi Covid-19. (FAUZIANUR/RADAR PANGKALAN BUN)

Jali warga Kelurahan Mendawai merupakan salah seorang pembuat alat musik Dambus atau biasa dikenal dengan Gambus di Kota Sukamara. Selama pandemi Covid-19, penjualan alat musik petik itu terjun bebas. Meski demikian, Jali tetap menekuni pembuatan alat musik tradisional ini walau pesanan  pembeli tak menentu.

FAUZIANNUR, Sukamara

Saat dikunjungi di rumahnya, Jali mengaku masih membuat Dambus. Pesanan jauh menurun dibanding sebelum pandemi Covid-19. Dalam satu bulan belum tentu satu unit bisa laku. Namun begitu masih saja ada pemesan datang meminta dibuatkan Dambus. Belakangan ini pemesan datang dari daerah Kalimantan Barat.

“Masih ada pembeli satu-dua orang. Tetapi tak sebanyak dulu. Belum lama ini ada warga yang membeli dan ada pemesan dari Tumbang Titi, Ketapang, Kalbar,” ceritanya.

Menjadi pengrajin alat musik Dambus di Sukamara sudah lama digelutinya. Keahliannya dalam mengukir dan merancang alat musik itu diperoleh secara otodidak. Berawal dari coba-coba, ternyata jadi bisa. Dari itu pulalah, kini menjadi salah satu sumber pendapatannya.

Baca Juga :  Sudah Divaksin dan Prokes Superketat, Wakil Rakyat Ini Positif Covid-19 di Kota Orang

Jali juga pemain Dambus Sanggar Seni Serumpun Jelai. Dia juga mahir memainkan Dambus dengan beragam jenis petikan dari berbagai daerah.

“Membuat Dambus juga susah-susah gampang. Saat pertama kali membuat hanya meniru Dambus yang sudah ada, tetapi hasilnya antara badan dan gagang tidak simetris. Pembuatan berikutnya baru mulai mengetahui tekniknya dan sekarang sudah bisa simetris,” tutur Jali.

Untuk bahan pembuatan Dambus, Jali biasanya menggunakan bahan kayu Cempedak, Durian dan jenis kayu berserat lembut lainnya. Sedangkan bagian penutup lubang Dambus, ia menggunakan kulit kambing karena ketebalannya lebih pas dibandingkan kulit sapi. Sedangkan pelapis gagang terbuat dari kayu besi alias Ulin.

“Sebenarnya bisa saja dibuat dari Ulin, tetapi berat jika dipakai. Kayu Sengon bagus digunakan untuk bahan, tetapi karena tidak ada bisa menggunakan kayu Nangka atau Cempedak,” imbuh Jali.

Untuk menarik perhatian dan minat pembeli, Jali berkreasi dengan memodifikasi bentuk Dambus seperti pada bagian ujung gagang maupun bodi, salah satunya berbentuk burung. Begitupun untuk memperkuat suara petikan yang dikeluarkan, ia juga memodifikasi dengan memberikan spul gitar elektrik. Hasil modifikasi itupun cukup diminati para pemuda yang ingin belajar alat musik tersebut.



Pos terkait