“Pembuatan sebenarnya bisa sesuai dengan selera pemesan. Ada yang minta dibuatkan dengan bentuk tertentu, ada yang minta dipasangkan spul gitar elektrik. Bedanya Dambus tanpa spul lebih nyaring jika dipetik, tetapi jika menggunakan spul agak kurang terkecuali dipasangkan penguat audio,” terangnya.
Meski terbilang baru satu tahun lebih menggeluti usaha kecilnya, namun hasil kerajinan tangan Jali cukup diminati baik oleh perkumpulan seni maupun perorangan. Pembeli ada yang berasal dari Pangkalan Bun, sejumlah daerah di wilayah Ketapang Kalimantan Barat dan pembeli di Pulau Jawa.
Harga jualnya bervariasi, sesuai dengan ukuran dan kerumitan pembuatan. Namun berkisar ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
“Untuk penjualan memang tidak terlalu banyak, karena alat ini merupakan alat musik tradisional, sehingga orang-orang tertentu saja yang membeli. Tetapi setelah dimodifikasi, cukup menarik generasi muda untuk belajar dambus dan mereka sudah ada yang belajar membuat dambus sendiri,” tukas Jali.(*/sla)