PANGKALAN BUN – Asosiasi Pengusaha Pemotong Sapi (Aspepsi) Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), berencana menaikan harga daging sapi. Langkah ini sebagai imbas dari penghentian pasokan ternak dari Jawa karena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.
Ketua Aspepsi Pangkalan Bun Anwar mengatakan, menipisnya stok ternak membuat perubahan harga daging. Harga terbaru daging di Pangkalan Bun masih tahap sosialisasi dan belum diberlakukan.
“HET daging yang sudah kita tentukan bersama belum berlaku hari ini, akan kita berlalukan pada Selasa 17 Mei atau pekan depan. Perubahan harga daging di pasar karena tidak adanya pasokan ternak yang didatangkan dari Jawa, sehingga stok ternak di kandang pelaku usaha menipis,” kata Anwar, Kamis (12/5).
Disampaikannya, HET daging sapi murni saat ini Rp 140.000 per kilogram. HET yang akan diberlakukan pada Selasa 17 Mei 2022 yaitu daging Rp.160.000 per kilogram, rawon Rp.150.000, tulang Rp.125.000, rawon lidah Rp. 130.000, paru Rp.100.000, babat Rp.100.000, dan urat Rp.80.000.
“Untuk daging, biasanya jatuhnya di harga Rp 145 ribu sampai Rp 150 ribu per kilogram. Jadi yang kita tentukan HET,” jelasnya.
Dengan kondisi saat ini, Anwar mewakili pelaku usaha pemotongan ternak sapi berharap agar wabah penyakit ini segera berlalu dan ada solusi dari pemerintah terkait dengan permasalahan ini.
“Rekan – rekan pengusaha pemotongan sapi juga berharap ini segera diberikan soluasi terbaik, sehingga pasokan ternak bisa normal seperti biasa dan harga juga bisa kembali normal,” pungkasnya. (rin/yit)