KASONGAN – Bupati Katingan Sakariyas merasa miris melihat mutu dan kualitas pendidikan di wilayahnya. Pasalnya, ketika melaksanakan kunjungan menemukan murid di Sekolah Dasar yang tidak bisa membaca.
“Bahkan, saya sampai pernah mendapatkan siswa kelas enam SD yang tidak bisa membaca. Apakah ini salah muridnya atau gurunya yang tidak mendidik,” katanya, Senin (11/4).
Ia melihat, memang ada yang kurang dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Sehingga, tugas itu merupakan tanggungjawab dan fungsi tenaga pendidik.
“Tenaga pendidik wajib memiliki rasa malu dan tugas moral untuk melaksanakan pengajaran di sekolah. Jangan sampai ditemukan lagi siswa yang tidak bisa membaca apa lagi sudah menginjak kelas enam pada jenjang SD,” terangnya.
Menurutnya, guru tidak boleh hanya mengutamakan hal, namun tidak melaksanakan kewajiban dan tugasnya. Kemajuan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
“Saya harap guru dapat mengerti dan mengevaluasi kejadian tidak bisa membaca tersebut. Apakah gurunya yang bodoh atau siswanya,” ujarnya dengan nada kesal.
Bahkan, menurutnya, pemerintah daerah sudah memberikan perhatian dan tunjangan kepada tenaga pendidik yang bertugas dan mengabdi diwilayah pelosok. Sebab, perhatian itu diberikan demi meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru.
“Pemerintah kabupaten juga menyalurkan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) demi kesejahteraan pegawai sudah ada. Namun, ketika dikurangi atau dipotong malah ribut dan mempermasalahkannya di media sosial. Maka itu, saya pertanyakan kembali bagaimana siswa SD yang belum bisa membaca,” terangnya.
Orang nomor satu di Bumi Penyang Hinje Simpei itu mengakui, kondisi geografis cukup luas dan membutuhkan monitoring terhadap kinerja pegawai yang bertugas. Bupati telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk melakukan pengawasan.
“Saya meminta pihak sekolah menyampaikan laporan setiap bulan dan diberitahukan kepada UPT Dinas Pendidikan,” pintanya. (sos/fm)