SMA Muhammadiyah Sampit Berinovasi di Bidang Pertanian

Riset pada Tanaman Buah Jeruk dan Jambu

SMA muhammadiyah sampit
INOVASI: SMA Muhammadiyah Sampit melakukan riset pada tanaman buah jeruk dan jambu selama 1,5 tahun. Uji coba berupa perangsang akar generasi ketiga dengan cara stek daun pada tanaman jeruk keprok atau jeruk siam madu yang dibuktikan telah berbunga selama masa tanam 11 bulan

SAMPIT, radarsampit.com – SMA Muhammadiyah Sampit melakukan riset pada tanaman buah jeruk dan jambu selama 1,5 tahun. Uji coba berupa perangsang akar generasi ketiga dengan cara stek daun pada tanaman jeruk keprok atau jeruk siam madu yang dibuktikan telah berbunga selama masa tanam 11 bulan. Selain itu juga melakukan uji coba dengan teknik yang sama pada tanaman jambu air Taiwan selama 1 tahun 6 bulan, dan kini sudah menghasilkan buah dua kali.

“SMA Muhammadiyah Sampit melakukan riset di bidang tanaman. Sesuai dengan motto, hari ini harus lebih baik dari hari esok. Kegagalan hari ini, bukanlah akhir, masih ada kesempatan untuk mencobanya esok hari dan kami buktikan keberhasilan itu selama 1,5 tahun melakukan riset,” kata Joni, guru mata pelajaran muatan lokal di SMA Muhammadiyah Sampit, Sabtu (16/9).

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  Kabupaten Kotim Terima Sertifikat Bebas Frambusia

Tidak hanya itu, SMA Muhammadiyah Sampit juga melakukan uji coba formula yang dicampur mineral korea lima bulan yang lalu untuk petani alpukat di Gunung Lumut. Pada teknik yang sama, sembulan bulan yang lalu SMA Muhammadiyah Sampit juga telah melakukan uji coba di kawasan food estate untuk petani padi di Desa Dedahup, Kabupaten Kapuas, untuk menghalau serangan burung mayar dan burung pipit.

Formula yang belum diberi nama ini juga telah diuji coba di atas lahan hak pengusaha hutan (HPH) milik PT Gunung Gajah Abadi di Desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

“Uji coba formula dicampur mineral korea ini berhasil menangkis serangan hama pada batang, lalat buah, tumor buah, benjolan pada cabang dan batang di atas lahan HPH PT Gunung Gajag Abadi,” kata Joni yang juga masih aktif menjadi Notaris di Jalan Suprapto Sampit.

Lima tahun lalu SMA Muhammadiyah Sampit juga telah membuat antibodi yang terbuat dari berbagai macam hasil hutan yang diolah dalam bentuk tablet dan sudah diuji coba oleh petani tanaman pisang Unit II Transmigrasi, Pematang Panjang, Seruyan.

Baca Juga :  PPLIPI Kotim Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

“Formula dari sumber hasil hutan kayu ada 50 macam salah satunya kayu akar nyamuk, adapula campuran daun dan akar yang diproses secara destilasi,” ujarnya.



Pos terkait