RadarSampit.com – Baru-baru ini, studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti telah menemukan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat memprediksi kematian seseorang dengan tingkat keakuratan mencapai 78 persen. Studi ini menggunakan teknologi mesin pembelajaran untuk menganalisis data dari lebih dari enam juta catatan harian masyarakat Denmark selama 10 tahun.
Pada studi ini, para peneliti mengumpulkan beragam data seperti catatan kesehatan, gaji, jam kerja, tempat tinggal, dan faktor lainnya. Data ini digunakan untuk membuat model pembelajaran mendalam yang disebut “Life2vec” yang dapat memetakan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan seseorang secara rinci.
Untuk menguji keakuratan Life2vec, para peneliti menjalankan sebagian data dan melihat apakah model ini dapat memprediksi masa hidup seseorang dalam empat tahun ke depan setelah tahun 2016. Dari pengujian ini, Life2vec berhasil mencapai tingkat keakuratan sebesar 78 persen.
Studi ini menunjukkan bahwa kondisi pekerjaan seseorang memiliki peran penting dalam prediksi kematian. Individu dengan pendapatan tinggi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk bisa bertahan hidup karena biasanya memiliki peran manajerial yang menguntungkan. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa laki-laki, pekerja terampil, atau individu dengan gangguan kesehatan mental memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.
Menariknya, Life2vec berhasil mengungguli metode prediksi kematian sebelumnya yang hanya mencapai keakuratan sebesar 11 persen. Hal ini menunjukkan bahwa model ini dapat memberikan prediksi yang lebih baik, terutama untuk individu dengan kondisi kesehatan yang stabil.
Para peneliti juga menemukan bahwa Life2vec berhasil memprediksi ciri kepribadian manusia dengan menggunakan kuesioner. Model ini mampu memberikan prediksi tentang harga diri dan kemampuan sosialisasi seseorang. Meskipun beberapa orang mungkin menganggap hal ini tidak masuk akal, hasil studi ini memiliki potensi untuk berdampak pada industri asuransi di masa depan.