Kedatangan kapal begitu dinanti porter di Pelabuhan Sampit. Mereka bergegas menawarkan jasa angkut ke setiap penumpang. Kehadirannya menjadi peringan beban orang lain.
HENY, Sampit | radarsampit.com
Peluh keringat membasahi sekujur tubuh pria berkaos biru dongker. Bulir keringat diwajahnya saling berlomba meluncur jatuh melewati pipi hingga dagunya. Napasnya terdengar tak beraturan. Pria bernomor punggung 54 itu masih saja ramah menawarkan jasa antar, ketika Radar Sampit melewatinya.
“Mau ke mana, mau saya antarkan kah?,” ucap pria yang diketahui bernama Sarifudin saat duduk di atas motor di Terminal Kedatangan Pelabuhan Sampit.
Semangatnya masih belum padam, meski energi kian terkuras di tengah terik matahari yang menyengat semakin membuat suhu udara kian memanas.
Sapaan ramahnya menarik perhatian Radar Sampit. Dalam kondisi raut wajah lelah, ia dengan senang hati diajak berbincang seputar pekerjaan menjadi porter.
“Hari ini cuma dapat dua orderan penumpang, dapatnya Rp 300 ribu,” ujarnya.
Bekerja menjadi pramubarang tak bisa berekpektasi mendapati upah besar. Sebab, rejeki datang pasang surut. Pendapatan hari ini belum tentu sama dengan hari esok.
“Pendapatan harian enggak menentu. Kadang dapat Rp 100 ribu, kadang Rp 300 ribu dan pernah juga tidak dapat sama sekali. Yang penting berusaha saja dulu, urusan rejeki biarkan Allah yang atur,” ucapnya.
Ia tak sendiri, ada lebih 100 porter yang berlari menjemput rejeki setiap kedatangan kapal, semangat berlari menawarkan jasa ke setiap penumpang yang membawa barang berat.
“Ini yang datang sekitar 30-an porter saja, sebenarnya yang tergabung di tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di sini jumlahnya lebih dari 100 orang,” ujar pria yang sudah menjadi pekerja porter selama 14 tahun ini.
Walaupun ada puluhan kawan seprofesi, sesama porter jarang rebutan mencari penumpang. Sebagian penumpang sudah ada yang berlangganan memakai jasa angkut barang dari dermaga sampai ke terminal kedatangan.
“Ketika masuk kapal kami memang berlari memburu penumpang, tapi enggak sampai rebutan juga nyari penumpang. Kalau sudah ada kawan yang menawarkan lebih dulu, saya cari penumpang lain yang mau memakai jasa saya,” ujarnya.