Sukajaya Jadi Tempat Ujicoba Pengembangan Sapi Perah

Sukajaya Ujicoba Pengembangan Sapi Perah
SAPI PERAH: Desa Sukajaya, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat mendapat bantuan lima ekor sapi perah. (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN – Desa Sukajaya, Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dipilih sebagai tempat ujicoba pengembangan sapi perah. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Kotawaringin Barat, sementara ini mendatangkan lima ekor sapi perah terlebih dahulu, bila nantinya berhasil tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan bertambah.

Untuk diketahui, lima ekor sapi perah bercorak hitam putih tersebut  merupakan jenis sapi perah silang asal Boyolali, Jawa Tengah.

Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi DPKH Kobar, Risanty, mengatakan dipilihnya sapi jenis tersebut lantaran sudah terbiasa dengan iklim yang ada di Indonesia. “Sapi perah yang sudah silang dengan  sapi lokal, sudah beradaptasi di wilayah kita, sapi – sapi perah itu diambil dari Boyolali,” ujarnya.

DPKH berharap pengembangan sapi perah di Kobar berjalan sesuai harapan, mengingat pangsa pasar yang masih terbuka lebar. Dan bila ujicoba tersebut berhasil maka program pengembangan sapi perah akan dilanjutkan, dan salah satu potensi sapi perah sebagai penghasil susu segar.

Menurutnya, apabila pengelolaannya sapi perah di desa tersebut berjalan dengan baik, maka ia meyakini akan menjadi pilihan destinasi wisata. “Untuk pasaran susu segar kita tidak ada masalah, namun harapannya bila program ini berhasil tidak menutup kemungkinan dapat menjadi wisata edukasi,” harapnya.

Baca Juga :  Di Pangkalan Bun, Layanan PCR Cukup Bayar Rp 525 Ribu

Pasalnya susu segar banyak dibutuhkan oleh masyarakat, baik untuk konsumsi sehari-hari maupun digunakan untuk keperluan kesehatan. “Karena hasil susu lebih banyak dari sapi biasa bisa mendukung penurunan kasus stunting di Kobar,” terangnya.

Kepala Desa Sukajaya, Suwadi mengatakan, sapi perah bantuan dari DPKH Kibar tersebut saat ini dikelola oleh Kelompok Tani Karya Jaya. Untuk itu ia berharap setelah ini pembinaan terhadap kelompok terus dilakukan oleh DPKH, agar pengelolaan sapi perah terus berkembang. “Pembinaan terhadap kelompok itu penting dan pendampingan harus terus dilaksanakan bila ingin program tersebut berhasil dengan baik,” pungkasnya. (tyo/sla)



Pos terkait