”Alhamdulillah, berkat bimbel yang saya ikuti bersama Pak Bhabinkamtibmas Kelurahan Mendawai, kemampuan berpikir serta wawasan menjadi bertambah. Saya menjadi lebih percaya diri ketika menjalani proses seleksi tahap demi tahap. Semua proses seleksi terasa tidak sulit, karena sudah ada persiapan. Sejak mengikuti bimbel hingga mendaftar seleksi, saya tidak mengeluarkan biaya sama sekali,” ungkap putra dari Mustarmizi yang mengajar mengaji Alquran di lingkungannya.
Fuad Riadi dan Ali Mahput merupakan dua di antara belasan remaja yang dibina Rio Rosano. Dimulai tahun 2021, Bhabinkamtibmas Kelurahan Mendawai, Kecamatan Sukamara, Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah ini memberikan bimbel seleksi masuk Polri bagi putra dan putri daerah yang ingin menjadi bagian keluarga besar Korps Bhayangkara. Bimbel diberikan tanpa menarik biaya sepeser pun alias gratis.
”Tahun 2021 ada empat orang ikut bimbel dan lulus tiga orang. Tahun 2022 ada lima orang dan lulus empat orang. Tahun ini ada delapan orang dan masih mengikuti seleksi,” cerita pria yang biasa disapa Rio ini, saat ditemui sedang piket di Mapolsek Sukamara, Selasa (13/6) malam.
Dalam menjaring peserta bimbel, Rio tak pilih orang. Namun, tak pula sembarang orang. Siapa pun bisa ikut, baik yang masih duduk di bangku SMA sederajat, maupun yang sudah lulus, asalkan usianya tak melebihi syarat masuk Polri. Tak memilah status sosial dan ekonomi, asalkan mempunyai niat dan tekad kuat menjadi seorang polisi, serta memiliki kemauan mengikuti program bimbel.
Sebagai upaya menemukan ”mutiara-mutiara” calon anggota Polri itu, Rio menyisir sejumlah sekolah di Sukamara satu per satu. Rio menawarkan kepada pelajar yang duduk di bangku kelas 11 dan 12 menjadi peserta bimbel.
Dia juga berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas lainnya untuk membantu mencarikan calon peserta. Setelah terkumpul, kemudian diseleksi.
”Menyeleksi secara fisik mudah, tetapi kesehatan tergantung kejujuran calon peserta. Pernah ada calon peserta bimbel tidak jujur mempunyai riwayat operasi penyakit serius, sehingga saat mengikuti seleksi Polri, dia gugur pada tes kesehatan,” kisahnya.
Menurut Rio, hal pertama yang dilihat dalam memilih peserta bimbel adalah fisik dan kesehatan. Secara fisik bisa dilihat kasat mata, seperti tinggi badan, bentuk kaki, dan tidak ada cacat anggota tubuh.