Tangani 70 Warga Gangguan Jiwa Terlantar, Dinsos Kotim Uruskan Masalah Ini

Jumlah warga yang mengalami penyakit disabilitas mental atau disebut orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)
DIPASUNG: Wabup Kotim Irawati menemukan ODGJ yang dipasung saat berkunjung ke Desa Tumbang Gagu, beberapa waktu lalu. (DINSOS KOTIM FOR RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Jumlah warga yang mengalami penyakit disabilitas mental atau disebut orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) cukup banyak. Selama 2021, sebanyak 70 ODGJ terlantar ditangani Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

ODGJ tersebut berdomisili di Kecamatan Parenggean, Kotabesi, Cempaga, Cempaga Hulu, Pulau Hanaut, Telaga Antang, Bukit Santuai, Baamang, MB Ketapang, dan Telawang. Mereka tinggal tak menetap hingga Dinsos Kotim menangani pergerakan ODGJ itu.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan data Dinkes Kotim sampai 2021, tercatat ada 464 warga Kotim yang tersebar di 17 kecamatan mengalami gangguan jiwa. Dari data tersebut menunjukkan kasus ODGJ paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan sebanyak 89 orang. Disusul Kotabesi sebanyak 41 orang. Kasus paling sedikit di Kecamatan Antang Kalang sebanyak tiga orang.

Baca Juga :  Mayat Tanpa Identitas Mengambang di Rawa Arut Utara

Dari diagnosa dokter yang menangani, persoalan kesehatan jiwa yang dialami warga Kotim kebanyakan disebabkan karena gangguan psikosis, skizofrenia paranaoid, skizofrenia residual, skizofrenia hebefrenik hingga skizofrenia akut. Rata-rata usia yang mengalami ODGJ berkisar 20-70 tahun.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kotim Yunus mengatakan, baru-baru ini pihaknya membantu memfasilitasi penanganan ODGJ di Kotim. Mulai dari biaya transportasi pengobatan, membantu pengurusan kartu BPJS, hingga rujukan ke Kalawa Atei, Palangka Raya.

”Tahun 2022 ini sudah ada empat kasus ODGJ yang terlantar kami tangani. Kami bantu uruskan. Kalau tidak memiliki KTP dicari tahu, kalau tidak ada kartu BPJS dibantu uruskan. Kalau masih ada pihak keluarga dikembalikan dan kalau misalkan memang sudah parah yang dikhawatirkan membahayakan orang lain, kami rujuk ke Rumah Sakit Kalawa Atei, Palangka Raya,” kata Yunus.

Kendati demikian, dari banyaknya kasus ODGJ yang terlantar, tidak semua dapat difasilitasi. ”Memang tidak bisa kami bantu semua, karena ada ODGJ yang sudah menahun, sudah pernah diobati, tetap tidak sembuh. Ada juga yang sudah kami data dan tangani, berkeliaran lagi. Ada juga yang memang sengaja menelantarkan dirinya sendiri, berkelana tidak tahu arah tujuan,” ujarnya.



Pos terkait