“Di setiap MUI kecamatan, pembinaan dan pengawasan itu dilakukan melalui cara dakwah yang disampaikan para dai melalui langgar maupun masjid. Dalam setiap rapat sudah kita ingatkan, MUI terus memantau daerah Kotim agar tidak muncul adanya aliran sesat. Sampai saat ini belum ada laporan yang mengarah ke situ (aliran sesat),” katanya.
Amrullah mengatakan, ajaran sesat rentan menjangkit di wilayah pinggiran kota dan pedesaan yang biasanya jarang dimasuki oleh para pendakwah. “Kalau ada warga yang percaya dengan aliran sesat, itu kebanyakan terjadi karena orang itu tidak tahu tentang agama Islam dengan benar. Biasanya rentan terjadi di wilayah pinggiran dan pedesaan,” katanya.
Untuk mencegah hal itu terjadi, Amrullah sudah pernah mengusulkan ke Pemkab Kotim agar ada da’i yang ditugaskan ke masjid dipelosok desa.
“Ada pernah saya usulkan agar para da’i ditugaskan berdakwah ke pelosok desa untuk memberikan pemahaman ajaran Islam yang benar, mereka diberikan honor. Tapi, belum apa-apa, alasan anggaran terbatas. Jadi, saya berpendapatan ini sebenarnya bukan tidak mampu, tetapi belum berusaha mampu,” ujarnya.
Secara terpisah, Ustaz Ahmad Royyan Zuhdi Abrar selaku pengurus Pondok Pesantren Darul Amin Sampit mengatakan, munculnya paham radikalisme dapat disebabkan karena pemahaman tentang agama seseorang yang masih dangkal. Sehingga, perlunya adanya majelis ta’lim dan pondok pesantren yang menjadi wadah belajar dalam mempelajari agama Islam yang sebenarnya.
“Jangan sampai paham radikalisme itu mengakar di Kotim. Penangkalnya, itu melalui pendidikan, bisa melalui majelis ta’lim atau belajar agama di pondok pesantren. Kalua cuma lewat media sosial saja tanpa ikut perguruan atau ikut majelis ta’lim dikhawatirkan orang-orang yang tidak sepenuhnya mempelajari agama Islam akan mudah terpengaruh dan menjadi pengikut orang radikal yang ekstrim. Mudah-mudahan, masyarakat Kotim terus giat dan tidak berhenti untuk belajar mempelajari dan memahami agama yang dianutnya, sehingga umat Islam terhindar dari ajaran yang sesat,” kata Ustaz Royyan.