SAMPIT, radarsampit.com – Sidang kasus kematian mahasiswi kedokteran Winda Cristina Djayanti Pakpahan masih bergulir di Pengadilan Negeri Sampit. Agenda Rabu (3/4/2024) kemarin mendengarkan keterangan saksi yang diajukan jaksa.
Saksi tersebut, di antaranya Ana Claudia, Hana Putri, dan lainnya. Mereka menyampaikan kesaksiannya melalui video konferensi, lantaran berada di luar Sampit.
JPU Rahmi Amalia mengatakan, saksi yang dihadirkan memiliki peran penting dalam perkara yang menewaskan calon dokter tersebut. Sebagian besar saksi merupakan mahasiswa yang masih aktif kuliah.
Majelis Hakim yang diketuai Hendra Noriyandi menyatakan, tak masalah mendengarkan keterangan saksi secara virtual, karena memang ada ketentuan hukumnya. ”Jadi, kita mendengarkan keterangan saksi secara online. Jadi, tolong dipahami untuk bergantian berbicara,” ujar Hendra.
Di sisi lain, terdakwa Rizki Ayala dan Agustinus, mengerahkan tujuh pengacara untuk membelanya di persidangan. Selain itu, rekan Rizki juga ikut hadir memenuhi ruang sidang. Pun demikian pihak keluarga korban juga hadir memastikan jalannya persidangan.
Perkara itu berawal dari meninggalnya korban pada 17 Agustus 2023, sekitar pukul 16.00 WIB di RSUD dr Murjani Sampit. Sebelum dirawat, korban pulang dalam keadaan mabuk diantar terdakwa, Rizki Ayala, sekitar pukul 00.15 WIB.
Orang tua korban sempat bertanya kondisi anaknya dan dijawab korban telah minum minuman keras. Selang beberapa waktu, ayah korban, Erwin Open Pakpahan mendapat informasi, penyebab kondisi anaknya bukan karena minuman keras biasa.
Orang tua korban lalu melaporkan kejadian tersebut kepada aparat sehari setelah anaknya meninggal. Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke Palangka Raya untuk dilakukan autopsi.
Mengacu hasil pemeriksaan forensik Bareskrim Polri pada 30 Agustus 2023, organ lambung korban terdeteksi metanol 3,36, etanol 1,6 persen, urine terdeteksi metanol 2,3 persen, sampel muntahan terdeteksi etanol 0,0006 persen.
Minuman ini merupakan racikan terdakwa Agustinus yang juga penjaga laboratorium tempat Rizki Ayala berkuliah di Surabaya. (ang/ign)