Terkait Agustiar, Gerindra Tegaskan Itu Direstui Prabowo dan Keputusan Final

Kader yang Menolak Bakal Ditindak

foto agustiar sabran
Agustiar Sabran

Selain itu mereka juga keberatan orang-orang yang merupakan mantan lawan politik pada pemilihan presiden kemarin mendapat tempat.

Ia mengatakan, kader partai dan seluruh simpatisan sudah bekerja keras memenangkan calon presiden dan wakil presiden yang diusung Partai Gerindra dengan peroleh suara terbesar ketiga secara nasional.

Bacaan Lainnya

Sehingga sangat aneh apabila yang diusung dalam pemilihan kepala daerah justru orang-orang dari lawan politik.

”Kami belum melihat suratnya, dikatakan sudah pasti yang mendapat rekomendasi adalah Agustiar Sabran. Beliau ini sebelumnya anggota PDIP, kok bisa Gerindra mengusung? Itu yang kita pertanyakan,” ucapnya.

Agustiar sebelumnya telah dipastikan mundur dari PDIP. Setelah kabar kemundurannya diumumkan PDIP Kalteng, namanya muncul sebagai bakal calon gubernur yang didukung Gerindra bersama Edy Pratowo sebagai bakal calon cawagub.

Siap Patuh

Sementara itu, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan akan tunduk dan patuh terhadap keputusan partai. Terutama terkait siapa pun yang diusung dan direkomendasikan dalam pilkada.

Baca Juga :  Desakan Tunda Perbaikan Jalan Makin Menguat, Ternyata Ini Alasannya

”Organisasi secara kepartaian sudah selayaknya patuh terhadap keputusan partai. Sebagai kader dan pengurus hanya melaksanakan dan mengamankan perintah partai,” kata Ketua DPC Gerindra Kotim Juliansyah.

Juliansyah menyikapi dinamika politik belakangan ini terkait penolakan dari kader terhadap keputusan DPP dalam dukungan untuk pencalonan Agustiar Sabran dalam Pilkada Kalteng.

”Terkait sikap teman-teman kader yang melakukan aksi penolakan, juga bagian dari penyampaian aspirasi mereka. Tapi, sekali lagi secara garis organisasi partai itu akan ikut apa pun keputusan DPP. Kalau teman-teman mau menyampaikan aspirasinya, juga bagian hak mereka. Saya sebagai Ketua DPC tidak bisa juga melarangnya,” tegasnya.

Juliansyah menambahkan, aksi penolakan dari kader Gerindra di Palangka Raya dilakukan secara spontanitas, bukan atas nama DPC. ”Kalaupun ada kader dari Sampit, itu tidak ada kaitanya dengam DPC. Memang di satu sisi mereka ingin kader yang diusung di pilkada Kalteng dan Kotim,” katanya.



Pos terkait