SAMPIT, radarsampit.com – Keberadaan ekskavator amfibi di Sampit belum dioptimalkan karena kendala operator. Pada akhir Juni 2023 lalu, alat berat tersebut telah diujicoba.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRPRKP) Kaspulzen Herianto mengatakan, saat ini operator alat tersebut sedang menyelesaikan pekerjaan di Basawang Kecamatan Teluk Sampit. Karena itulah pengerukan sungai menggunakan ekskavator amfibi belum dilakukan.
Pengerukan atau normalisasi sungai perlu koordinasi dengan Camat Baamang dan Mentawa Baru Ketapang agar lebih efektif. Pengerukan belum dilakukan lantaran DPUPRPRKP fokus membantu penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pihaknya membantu suplai air untuk pemadaman kebakaran dan membantu mengirim pasokan air bersih di daerah yang kekeringan.
“Tenaga kita terbatas untuk menangani itu,” ucapnya.
Menurutnya, musim panas belum tentu waktu yang tepat untuk normalisasi sungai. Apalagi menggunakan ekskavator amfibi. Meski alat berat senilai Rp 5,3 miliar bisa berjalan di darat maupun di air, pergerakan tidak akan maksimal jika sungai terlalu dangkal.
“Kami tetap berupaya menanggulangi banjir ini dengan tenaga manual. Kami tetap menyisir parit-parit,” tandasnya.
Ekskavator amfibi adalah jenis ekskavator yang dilengkapi dengan ponton tertutup yang memungkinkannya melakukan pengerukan sambil mengapung di perairan. Peralatan amfibi dapat secara efisien bekerja dalam berbagai aplikasi termasuk upaya pemulihan banjir dan bencana, pengerukan, serta perbaikan lingkungan. (yn/yit)