Ternyata Ini Penyebab Harga Beras Bertahan Tinggi

Ada Temuan Beras Bulog Dikemas Ulang, Dijual Lebih Mahal

harga beras
Pedagang beras di Pasar Cipinang. (Nurul Fitriana/JawaPos.com)  

JAKARTA, radarsampit.com – Kenaikan harga beras diprediksi masih bakal berlanjut. Apalagi, sebentar lagi memasuki momen bulan puasa. Harga beras yang cenderung tinggi setidaknya bertahan sampai masa panen dimulai pada akhir Maret.

Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar mengatakan, kenaikan harga beras yang cukup signifikan tidak terlepas dari faktor pemilu. Meski pesta demokrasi sudah selesai, imbas penyaluran bantuan sosial (bansos) berupa beras yang jor-joran, tengkulak menaikkan harga.

Bacaan Lainnya

”Penyaluran bansos beras meningkat tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga para calon legislatif yang kemudian dibagikan ke masyarakat. Itu akan memengaruhi harga,” kata Media kepada Jawa Pos, Sabutu (2/3/2024). Di level pedagang yang menjual ke konsumen, lanjut dia, juga tidak serta-merta menurunkan harga beras.

Baca Juga :  Ternyata Ini Penyebab Naiknya Harga Beras

Faktor berikutnya, masa panen beras yang mundur. Terutama di daerah lumbung padi nasional seperti di Jogjakarta, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur. Kelangkaan stok itu membuat harga beras juga naik ketika kebutuhan juga tinggi.

Apalagi, fenomena tersebut bertepatan dengan menjelang Ramadan. ”Jadi, memang ada banyak faktor yang berkaitan. Momentum ini dimanfaatkan oleh distributor besar yang menahan beras sehingga menimbulkan kenaikan harga,” ungkap Media.

Sebagai mitigasi jangka pendek, mau tidak mau harus ada upaya stabilisasi harga. Memonitor dan mengatur harga beras di sejumlah wilayah kota maupun pedesaan yang kemungkinan besar memicu panic buying.

Mengontrol titik-titik wilayah yang harga berasnya sudah tidak masuk akal. Datanya juga dikumpulkan secara harian. Dilengkapi dengan intervensi di lapangan berupa intervensi pasar maupun pendistribusian ke daerah lain lebih cepat.

Selain itu, jelas Media, penting juga bekerja sama dengan distributor. Memang ada kemungkinan penimbunan dilakukan oleh distributor kecil dan menengah.

Hanya, upaya hukum sulit dilakukan kepada pemain kecil dan menengah tersebut. Harus ada upaya persuasif, terutama di level pemerintah daerah, agar tidak terjadi penimbunan.



Pos terkait