Kepala Desa Sungai Pakit, Kusairi mengungkapkan bahwa selain meminjam surat tanah warga, A ini juga mengumpulkan uang investasi warga dengan menjanjikan keuntungan cukup menggiurkan dalam setiap bulannya. Selain itu ada juga investasi emas, arisan, dan juga sejumlah pinjaman tunai yang diberikan korban kepadanya.
“Pagi tadi (kemarin) kita sudah akomodir keinginan warga (para korban) untuk menyuarakan keluhan mereka. Dan kita lakukan pendataan berapa kerugiannya. Selain itu kita juga pertemukan para korban dengan suami A,” katanya.
Menurutnya dalam pertemuan itu suami A mengaku tidak tahu-menahu terkait sepak terjang istrinya. Bahkan sebelum A kabur, sang suami juga mendapat tanggungan utang ke bank lebih dari Rp 300 juta. “Dari pengakuan suaminya sekarang ini dia juga kena tanggungan di bank akibat ulah istrinya, nilainya cukup besar mencapai ratusan juta rupiah,” terangnya.
Kusairi juga mengungkapkan bahwa dari pendataan yang telah dilakukan, kerugian warga sekitar Rp 9 miliar lebih. “Itu merupakan akumulasi sementara, karena informasinya masih ada yang belum melapor,” tandasnya.
Bhabinkamtibmas Desa Sungai Pakit, Aiptu Hadi mengungkapkan bahwa dalam pertemuan itu masyarakat yang memiliki bukti atas dugaan kejahatan yang dilakukan oleh pelaku dipersilakan untuk melapor.
“Tadi ada sekitar tiga orang yang akan berkonsultasi dengan Polsek Pangkalan Banteng perihal laporan atas kerugian mereka,” katanya.
Kasi Trantib Kecamatan Pangkalan Banteng, Ikhsan mengungkapkan bahwa menindaklanjuti temuan kasus ini rencananya Camat Pangkalan Banteng akan memanggil pihak bank untuk berkoordinasi.
“Rencananya besok (hari ini) kecamatan akan memanggil pihak bank untuk membahas masalah ini,” katanya.
Terpisah, Kapolres Kotawaringin Barat, AKBP Bayu Wicaksono menegaskan bahwa Polres Kotawaringin Barat akan siap menindaklanjuti semua laporan masyarakat terkait dugaan penipuan tersebut. “Silakan apabila masyarakat ingin melaporkan, kami siap menerima dan menindaklanjutinya,” ujar Bayu. (sla)