PANGKALAN BUN – Dampak kenaikan harga minyak goreng tak hanya dirasakan para ibu rumah tangga, para pelaku Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) seperti penjual aneka gorengan juga ikut terseret.
Hal itu diungkapkan Nani, salah satu penjual gorengan tahu mercon di Kota Pangkalan Bun, menurutnya kenaikan harga minyak goreng mulai berdampak untuk pengeluaran. Pasalnya setiap hari dirinya membutuhkan sedikitnya 10 liter minyak goreng untuk proses produksi jualannya.”Harga minyak goreng naik tentu berdampak kepada kami yang jualan gorengan. Setiap hari minimal 10 liter minyak goreng yang digunakan,” kata Nani.
Selain itu Nani juga tidak ingin kualitas gorengan dagangnya menurun. Sehingga ia enggan menggunakan minyak goreng curah yang harganya lebih murah. Dirinya tetap menggunakan minyak goreng Bimoli.”Kalau tidak Bimoli kualitas gorengan tidak bisa bagus. Ada sih yang bagus Sunco tapi kenaikan harganya lebih tinggi,” ujarnya.
Menurutnya dengan kenaikan harga minyak goreng yang terus terjadi membuat modal usahanya makin meningkat dan keuntungan menurun. “Misalnya saja setiap hari yang tadinya Rp 130 ribu, sekarang menjadi Rp 200 ribu. Itu baru minyak gorengnya saja. Belum yang lainnya,” ujarnya.
Dirinya berharap pemerintah bisa menggelar pasar murah. Sehingga para pedagang seperti dirinya bisa membeli minyak goreng yang harganya jauh lebih murah. “Kita harap ada pasar murah dari pemerintah atau manapun. Kalau ada harga minyak. Kemasan yang lebih murah maka bisa membantu kami,” pungkasnya. (rin/sla)