Musibah banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Kalteng menjadi perhatian serius Gubernur Kalteng Sugianto Sabran. Beberapa hari dirinya meninggalkan aktivitas di kantor, untuk mendatangi para korban banjir.
EDY RUSWANDI, PALANGKA RAYA
Di samping mengambil kebijakan-kebijakan publik dalam penanganan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah banjir di Kalteng dengan mengerahkan segala sumber daya, sinergitas dengan TNI/POLRI, Gubernur Kalteng ini turun langsung berjibaku dengan banjir untuk mengunjungi masyarakat yang menjadi korban banjir. Salah satunya di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).
Didampingi isteri tercintanya Ivo Sugianto Sabran, Sugianto rela menerjang dinginnya air untuk mendatangi sejumlah lokasi terjadinya banjir dan posko-posko penanganan. Sekaligus ia berempati menyapa warganya yang sedang diuji dengan banjir yang cukup besar.
Demi memastikan warganya tidak kelaparan dan terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, seperti makan minum dan selimut serta fasiltias kesehatan, dengan menggunakan perahu klotok, Sugianto bersama anggota DPR RI Agustiar Sabran, menyusuri Sungai Arut Pangkalan Bun Kabupaten Kobar ,Jumat (28/10).
Diketahui, jumlah bantuan yang diberikan di Kabupaten Kotawaringin Barat diantaranya beras 80,59 ton, paket sembako 7.686 paket dan selimut Anak 1.000 lembar. Bantuan tersebut diserahkan secara bertahap.
Peninjauan menggunakan perahu klotok itu terbilang cukup berisiko. Apalagi dalam suasana sungai meluap hanya untuk memastikan perkembangan kondisi banjir yang melanda khususnya masyarakat yang mendiami bantaran Sungai Arut.
Selain itu Sugianto Sabran juga meninjau lokasi Pasar Tradisional Indrasari di Pangkalan Bun, sembari memberikan dukungan moril kepada para korban banjir, dan memberikan bantuan permodalan secara pribadi, kepada beberapa pedagang yang terdampak banjir.
Seperti diketahui, hujan yang terus menerus terjadi di Kota Pangkalan Bun dan sekitarnya beberapa hari terakhir, membuat Pasar Indrasari banjir dengan ketinggian mulai 30 hingga 60 sentimeter. Akibatnya, aktivitas perekonomian di pasar pun terganggu. Namun sebagian pedagang ada yang tetap berdagang terutama pedagang sayur, meskipun dengan lokasi yang tidak memadai, karena terendam banjir.