Kehidupan pernikahan Karin yang kedua benar-benar apes. Mantab menikah lagi, berharap bahagia, nyatanya hanya sebatas mimpi.
Karin termasuk perempuan ulet dan mau bekerja keras. Ta heran jika ia punya karir yang bagus. Di usia muda, 27 tahun, ia sudah punya segalanya. “Orang tua selalu mengajarkan, sukses atau tidak itu kita yang menentukan. Kalau mau sukses ya harus kerja keras. Tapi, kalau hari-hari cuman makan, tidur, medsosan, mau dapat sukses dari mana?” kelakarnya.
Tapi sayang, kesuksesannya itu tidak related dengan kehidupan asmaranya. Usia 28 tahun, Karin menikah. Dengan sesama rekan bisnis. “Mas Wori itu masih satu circle sama saya. Sama-sama menggeluti bisnis ini (kosmetik, Red),” lanjutnya.
Sayangnya, pernikahannya dengan Donwori hanya berumur dua tahun. Mereka berpisah baik-baik. “Kita berdua ngurus sendiri perceraian kami di pengadilan (Pengadilan Agama Klas IA Surabaya, Red). Karena berpisah baik-baik, alhamdulillah prosesnya dilancarkan,” ungkap Karin yang mengaku pernikahannya dengan Donwori kandas karena sama-sama keras kepala.
Lima tahun hidup sendiri, akhirnya Karin memutuskan menikah lagi. Kali ini dengan laki-laki yang usianya lebih muda dari dia. “Donjuan 30, saya 35,” ujarnya. Karin ngaku ia jatuh cinta dengan Donjuan pada pertemuan pertama. “Anaknya smart, cerdas, good looking dan pinter cari duit,” ujarnya malu-malu mengenang pertemuannya dengan Donjuan dua tahun lalu.
Sejak awal, keluarga Karin kurang sreg dengan Donjuan. Bahkan, ibu Karin menentang keras. “Keluarga kami ini keluarga Jawa yang sangat menjunjung tinggi unggah-ungguh. Menikah dengan laki-laki yang lebih muda itu kayak aib, gak ilok (tidak baik, Red). Tapi entah kenapa, saya nekat dan terus berjuang meyakinkan ibu untuk menerima Donjuan jadi menantunya,” cerita perempuan yang selalu tampil ceria itu.
Akhirnya hati ibu Karin luluh juga. Ia izinkan anak perempuannya menikah dengan Donjuan. Singkat kata singkat cerita, pernikahan selama dua tahun yang dijalani Karin tak memberikan bahagia sehari pun. Donjuan ternyata laki-laki muda yang haus harta. “Ia kerja, ia menghasilkan uang. Tapi kehidupannya super boros. Hidupnya cuman buang-buang duit. Harta saya habis dia ambil,” kata Karin.