Masukan dan sarannya ini juga diharapkan dapat mewujudkan generasi emas yang nantinya dapat menjadi generasi penerus untuk kemajuan daerah Kotim.
”Harapan saya semoga bupati dapat mempertimbangkan keinginan saya sebagai seorang pelajar yang ingin menyuarakan kendala yang saya alami. Semoga bupati selalu diberikan kesehatan dan dilindungi Tuhan Yang Maha Esa,” kata Marxel.
Ungkapan berbeda disampaikan Debora Nainggolan, Juara 1 tingkat SMA. Dia mengaku bangga menjadi warga Kotim dan siap menjadi generasi muda yang mewujudkan generasi emas untuk masa depan gemilang di Kotim melalui literasi.
”Saya mengamati generasi muda mengalami krisis minat baca. Hal ini terjadi karena generasi muda lebih tertarik dengan handphone,” kata pelajar yang duduk dibangku kelas X SMA Negeri 2 Sampit.
Selain perkembangan teknologi yang membuat orang tak lepas dari handphone, Debora juga menghadapi kendala dalam memperoleh literasi.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kotim yang hanya melayani jam operasional hingga pukul 15.30 WIB, membuatnya tak punya banyak kesempatan untuk menghabiskan waktu membaca buku di perpustakaan daerah.
”Pada hari biasa perpustakaan daerah tutup 15.30 WIB, sedangkan pelajar SMP dan SMA pulang sekolah jam 14.30-15.00 dan bisa sampai jam 5 sore apabila ada ekstrakulikuler,” ujar Debora.
”Pada hari libur perpustakaan juga tutup. Hal ini yang menyebabkan minimnya kesempatan pelajar berkunjung ke perpustakaan daerah, akibatnya permasalahan krisis literasi tak kunjung terselesaikan,” tambahnya.
Dari kendala yang dihadapi, Debora berharap Pemkab Kotim dapat menyediakan perpustakaan digital yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja melalui aplikasi khusus yang dapat diakses oleh pelajar yang sudah terdaftar di perpustaakan daerah.
”Dengan begitu tidak hanya pelajar dalam kota tetapi pelajar luar Kota Sampit di wilayah Kotim bahkan masyarakat umum dapat dengan mudah membaca buku berbasis digital yang dapat diakses kapan saja lebih praktis efektif efisien dan ekonomis dan lebih hemat tanpa harus membeli buku. Apalagi buku yang ingin saya cari secara offline juga terkadang tidak dijual sehingga harus membelinya melalui online jika memang sangat memerlukan buku itu,” ujar gadis yang pernah meraih juara 3 lomba menulis essay yang diselenggarakan UNDA Desember 2023 lalu.