Viral Video Bully Murid SD di Sampit, Kepala Sekolah Syok dan Kecewa

BULLYING-BERAKHIR-DAMAI
KLARIFIKASI: Kepsek SDN 2 Sawahan Jadi, mengklarifikasi perihal video yang diduga tindakan perundungan yang dilakukan oleh pelajar di sekolah tersebut. (YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, RadarSampit.com – Video aksi tidak terpuji seorang pelajar sekolah dasar di Kota Sampit, Kabupaten Timur (Kotim), yang melakukan perundungan terhadap teman sebayanya memperlihatkan perlunya pembinaan serius terhadap anak didik. Orang tua dan guru perlu kerja sama mengawasi anak didik agar peristiwa itu tak lagi terulang.

”Perlu pembinaan yang sangat serius, terutama pembinaan terhadap akhlak anak-anak,” kata Kepala SD Negeri 2 Sawahan, Jadi, Sabtu (11/6).

Bacaan Lainnya

Jadi mengaku syok dan kecewa atas perilaku murid dalam video tersebut. ”Ada beberapa hal yang membuat saya kecewa. Anak kok sampai seperti itu. Perempuan lagi,” ujarnya.

Video tersebut direkam pada Jumat (10/6) pagi, sebelum jam pelajaran dimulai. Saat kejadian, belum banyak guru yang datang. Meskipun ada satpam yang berjaga, namun jauh di gerbang sekolah. Hal itu membuat peristiwa tersebut tidak diketahui para guru. Video itu baru diketahui guru setelah ramai beredar.

Baca Juga :  Mulai Tahun 2025, Semua Kendaraan Bermotor Wajib Miliki Asuransi

”Guru-guru tidak ada yang tahu. Para murid pun tidak ada yang lapor. Karena tidak lapor, kami tahunya sudah seperti ini. Kenapa ada video kayak gini? Kalau seandainya lapor, jelas langsung kami tangani. Kejadian seperti ini belum pernah terjadi. Baru sekarang ini,” ujarnya.

Jadi menuturkan aksi tersebut terjadi karena kesalahpahaman kedua belah pihak yang awalnya saling ejek. Hingga berujung pada aksi seperti terlihat dalam video.

”Ini kesalahpahaman. Anak-anak itu saling mengejek. Saling memberikan pernyataan yang tidak enak dan ditanggapi serius anak itu. Sebenarnya awalnya hanya bercanda,” ujarnya.

Dia meminta maaf atas ketidaknyamanan dari video yang beredar. Hal tersebut merupakan tindakan yang tidak sengaja dilakukan pelajar. Dia berharap tidak hanya guru, tetapi orang tua juga turut andil dalam mengawasi serta melakukan pembinaan terhadap tingkah laku anak-anak.

”Saya mohon maaf apabila tidak mengenakkan di dalam dunia pendidikan. Ini bukan sengaja dilakukan anak-anak dan mungkin ini perlu adanya pengawasan tidak hanya guru saja. Harapan saya benar-benar kita kerja sama antara orang tua dan guru untuk mengawasi anak-anak kita,” harapnya.



Pos terkait