SAMPIT, radarsampit.com – Peningkatan Bandar Udara (Bandara) H. Asan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum terealisasi tahun ini. Padahal hal itu menjadi kebutuhan yang mendasar. Diharapkan masalah ini menjadi perhatian dari Kementerian Perhubungan.
“Kita doakan mudah-mudahan bisa terealisasi. Kami serius karena itu memang menjadi kebutuhan mendasar,” kata Bupati Kotim Halikinnor.
Halikinnor mengatakan, pengembangan Bandara H Asan Sampit menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan, sementara pemerintah daerah hanya mendukung kebutuhan pengembangan bandara.
“Bandara ini bukan punya pemerintah daerah, kita hanya mendukung apa yang bisa kita bantu. Salah satu pemerintah daerah mengganti rugi tanah untuk perpanjangan runway maupun pelebaran runway. Tetapi untuk peningkatan, pelebaran, dan perpanjangan runway maupun peningkatan PCN (Pavement Classification Number) itu menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan,” ungkapnya.
Pemerintah daerah selalu berkomunikasi dengan pemerintah pusat. Bahkan beberapa waktu yang lalu bupati menghadap langsung Menteri Perhubungan berkaitan dengan pengembangan bandara tersebut.
“Saya sudah menghadap menteri, untuk membahas bagaimana supaya perpanjangan runway dan pelebaran itu bisa terealisasi. Harapan kita, tahun 2024 ini. Tapi kita juga memahami anggaran kementerian yang terbatas menjadi salah satu alasannya,”ujarnya.
Meski demikian dirinya juga belum dapat memastikan apa di tahun ini akan dilakukan pemindahan gedung PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadaman Kebakaran) atau untuk runway.
Saat ini hanya ada satu maskapai yang ke Jakarta dan ke Surabaya. Akibatnya, masyarakat Kotim banyak yang memilih terbang lewat Palangka Raya dan Pangkalan Bun.
“Sementara kita ketahui bahwa di Kalimantan Tengah, Kotim ini penduduk yang terbesar dan investasi juga sangat banyak, jadi sangat membutuhkan sekali,” tuturnya.
Halikinnor berharap Bandara H Asan Sampit bisa didarati pesawat jenis Airbus 320 itu, yang memiliki kapasitas jumlah penumpang yang lebih banyak.