PALANGKA RAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya menggelar operasi pasar murah gas Liquefied Petroleum Gas (LPG/elpiji). Harga untuk tabung 3 kg, 5,5 kg, dan 12 kg, yang dijual lebih murah dibanding di pasaran, membuat warga ramai-ramai ”menyerbu” kegiatan tersebut.
Gas elpiji 3 kg dijual dengan harga Rp 22 ribu, nonsubsidi ukuran 5,5 kg seharga Rp 95 ribu, dan tabung ukuran 12 kg dijual Rp 200 ribu. Harga itu lebih murah dibandingkan di eceran, yakni tabung 3 kg mencapai Rp 33 ribu, 5,5 kg sebesar Rp 100 ribu, dan 12 kg lebih dari Rp 200 ribu.
Operasi pasar tersebut dilaksanakan pada 9 – 26 April, terjadwal di sejumlah kelurahan. Sebelas lokasi yang menjadi sasaran tersebar di lima kecamatan, dengan lokasi terpusat di Balai Basara.
Adapun jadwalnya, yakni Kelurahan Langkai pada Sabtu (9/4); Kelurahan Palangka Sabtu (9/4); Pahandut Seberang Senin (11/4); Sabaru Selasa (12/4); Tangkiling Rabu (13/4); Pager Kamis (14/4); Pahandut Sabtu (16/4); Menteng Sabtu (16/4); Bukit Tunggal Jumat (22/4); Kalampangan Sabtu (23/4); Habaring Hurung Senin (25/4); dan Kelurahan Petuk Barunai pada Selasa (26/4). Untuk satu titik disediakan ratusan tabung 3 kg, 5,5 kg, dan 12 kg.
Pantauan Radar Sampit di Kelurahan Langkai, warga antre untuk mendapatkan isi ulang gas elpiji. Meski demikian, tidak terjadi penumpukan atau saling mendahului lantaran kesigapan petugas kelurahan yang mengatur. Kegiatan tersebut juga dijaga ketat aparat dari kepolisian dan TNI.
Camat Pahandut Berlianto mengatakan, operasi pasar di Pahandut dilakukan di tiga lokasi, yakni Kelurahan Langkai, Pahandut, dan Pahandut Seberang. Jumlah gas elpiji yang disediakan sebanyak 1.680 tabung untuk tabung 3 kg. Untuk tabung ukuran lain bisa diperoleh sebanyak-banyaknya.
”Kegiatan ini merupakan langkah pemerintah kota untuk membantu masyarakat. Untuk 3 kg dijual Rp 22 ribu. Di luar sana, harga tabung 3 kg mencapai 33 ribu atau selisihnya sampai Rp 10 ribu,” ujarnya didampingi Lurah Langkai Sri.
Berlianto menambahkan, operasi pasar tersebut diperuntukkan bagi warga yang memang memerlukan elpiji dengan harga pangkalan, sehingga diharapkan lebih meningkatkan daya beli masyarakat. Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir dan situasi Ramadan yang diiringi dengan kenaikan harga berbagai bahan kebutuhan pokok.