Wariskan Persoalan Penanganan Sampah

Sanggul Lepaskan DLH Kotim Dipimpin Machmoer

Wariskan Persoalan Penanganan Sampah
SERTIJAB: Sanggul Lumban Gaol (pejabat lama) menyerahkan berkas dokumen kepada (pejabat baru) Kepala DLH Kotim Machmoer di Aula Kantor DLH Kotim, Senin (14/2). (HENY/RADAR SAMPIT)

”Keberadaan depo sangat membantu mengatasi persoalan tumpukan sampah yang berserakan ditepian jalan. Sebelum ada depo, sampah-sampah di TPS berhamburan. Ukurannya yang hanya 1 x 2 meter tidak cukup menampung sampah, sehingga sampah sampai berserakan ke jalan. Setelah dibangun depo yang lebih luas dengan daya tampung sampah lebih banyak, 151 TPS di Kota Sampit semua sudah dihancurkan dan ditutup,” katanya.

Berkat inovasinya, pembangunan depo berhasil mengatasi  hampir 70 persen sampah yang berserakan di pinggir jalan. ”Pemerintah memberikan sosialisasi, memberikan 25 tosa di kawasan permukiman untuk mengelola sampah. Dengan modal keberanian, saya menempatkan depo pusat kota yang strategis. Ada yang dekat hotel, dekat pertokoan, dekat swalayan, semua awalnya sempat ada penolakan pro  kontra, sekarang keinginan saya agar masyarakat menjaga dan mendekati sampah itu terwujud. Masyarakat terbiasa membuang sampah ke depo,” katanya.

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  Kata-Kata Hujatan Gagal, Ini Cara Lain agar Warga Tak Buang Sampah Sembarangan

Kendati demikian, penyediaan depo yang ada masih belum sepenuhnya menjawab persoalan sampah di Kota Sampit. Pasalnya, masih ada saja oknum masyarakat yang membuang sampah sembarangan di lahan kosong.

Dia mencontohkan di Jalan Sawit Raya. Lahan kosong milik warga dijadikan tempat membuang sampah. Padahal, kontainer telah disediakan, tetapi masih banyak masyarakat yang membuang tidak pada tempatnya.

”Persoalan sampah ini cukup rumit. Inovasi dan pengelolaan sampah saja tidak cukup membuat Kota Sampit, kalau pola pikir masyarakat tidak diubah. Lahan kosong bukan tempat sampah dijadikan tempat sampah. Disediakan kontainer, masyarakat tetap buang berceceran. Kita bersihkan, malah semakin memanjakan masyarakat untuk semakin nekat buang sampah lagi ditempat yang sama. Jadi, memang persoalan sampah ini, tidak cukup hanya kerja pemerintah, tetapi masyarakatnya harus sadar kebersihan lingkungan,” katanya.

Tidak hanya persoalan sampah, pengembangan Kebun Raya, Taman Hutan Raya, pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) yang digadang-gadang menjadi wisata edukasi, pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH), serta kerja sama Pemkab Kotim dengan pihak ketiga membangun pengelolaan sampah di TPA masih berjalan dan perlu terus dikelola dan dikembangkan.



Pos terkait