WASPADA!!! Kasus Laka Kerja pada Mata Cukup Tinggi

Penanganan dengan Tepat Hindari Risiko Cacat

seminar mata
PAPARAN: Dokter Spesialis Mata, Frisma Sagara Brilliyanto, MD saat menyampaikan paparan dalam seminar Kegawatdaruratan Pada Mata, Sabtu (13/8). (YUNI/RADAR SAMPIT)

Sementara untuk kondisi tertentu seperti pendarahan mata atau trauma kimia, disarankan lebih cepat ditangani di fasilitas kesehatan setempat.

Disebutkannya, ada tiga hal penting dalam penanganan kecelakaan kerja mata. Hal ini penting untuk terus dipegang oleh petugas medis dan kesehatan. Pekerja disarankan mengutamakan pencegahan melalui penggunaan alat pelindung diri, khususnya kacamata untuk mencegah kecelakaan kerja mata.

Bacaan Lainnya

“Jika terjadi kecelakaan kerja pada mata, penanganan awal sangat penting sehingga tidak sampai terjadi infeksi yang lebih lanjut,” terangnya.

Putra pasangan dr Yuendri Irawanto dan mendiang dokter spesialis mata Naris Roswidiyandari Sp.M ini mengingatkan kecepatan rujukan juga tak kalah pentingnya, ketika terjadi trauma tembus atau trauma yang mengakibatkan infeksi berat.

“Jangan sampai terlambat dirujuk ke dokter mata karena akan sulit jika kondisinya sudah parah,” ucapnya.

Baca Juga :  CATAT!!! Ribuan Bendera Dibagikan Akhir Pekan Ini

Frisma menuturkan, seminar ini sendiri digelar dalam upaya untuk menurunkan angka kecacatan atau kebutaan akibat kecelakaan kerja mata di Kotim. Dari seminar ini diharapkan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan di klinik-klinik sehingga penanganan kecelakaan kerja, terutama pada mata akan tertangani lebih baik dan potensi kecacatan atau kebutaan bisa terus ditekan.

Berdasarkan data BPJAMSOSTEK, selama 2021 lalu terdapat 606 kecelakaan kerja pada mata. Artinya dalam sebulan ada sekitar 51 kasus kecelakaan kerja pada mata.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sampit Kotim Anggun Iman Hernawan membenarkan, kasus kecelakaan kerja terbesar di daerah ini adalah kecelakaan mata, khususnya dari perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Dari beberapa kasus, pekerja enggan menggunakan alat pelindung diri, khususnya kacamata meski sudah disiapkan oleh perusahaan mereka. Sesaat memanen sawit, serbuknya masuk ke mata, bahkan ada pula yang tertusuk akibat kejatuhan sawit sehingga berisiko besar menyebabkan kebutaan.

“Kasus kecelakaan mata di Kotim tinggi dan rata-rata angka kecacatannya cukup besar,” imbuhnya.



Pos terkait