Ajaran Menjalin Silaturahmi Saat Idulfitri

Silaturahmi Saat Idulfitri
Oleh Dr. H. Joni, SH.MH

Bagian penting dari ibadah Ramadhan, yaitu puasa dan ibadah lainnya dilaksanakan kaum muslimin dengan sukacita. Ujung dari akhir Ramadhan ini adalah Idulfitri. Dalam bahasa sosial idulfitri adalah saling memaafkan dengan saling mengunjungi sanak saudara, handai taulan dan karib kerabat. Lazim ini disebut dengan silaturrahmi. Tetapi, di suasana pandemi korona ini tak ada silaturrahmi dalam arti saling mengunjungi. Tersekat, terasa ada sesuatu yang hilang dari tradisi yang berabad sudah terpateri.

Makna sosial silaturrahmi yang tak lagi ditandai dengan saling mengunjungi  tentu tidak bisa dipandang salah. Setidaknya dengan pertimbangan lebih baik meghindarkan bala, daripada memetik amanfaat yang toh bisa tergantikan. Dalam Bahasa religi, bahwa Islam hadir ke dunia senantiasa diapresiasi secara tidak sama oleh setiap kelompok atau umat. Apresiasi ini khusus pada bidang muamalat yang memang secara substansi tidak bertentangan dengan ajaran utama  yaitu tentang Tauhid.

Makna substansial dari silaturrahmi tidak sesederhana makna sosial itu. Dalam arti substansial, sillaturrahmi berangkat dari paradigma bahwa hakekat  perjalanan hidup manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT. Adapun  yang paling taqwa disisi Allah adalah siapa saja yang bekerja dengan ikhlas tidak membedakan jabatan dalam pekerjaan. Ini adalah inti dari misi kehidupan manusia di muka bumi yang harus secara konsisten dijadikansebagai dasar menyusur usia disepanjang hayat.

Baca Juga :  Cinta Kemerdekaan

Salah satu cara bertakwa kepada Allah adalah dengan menjaga tali silaturahmi. Secara dogmatis, ingat terhadap sabda Rasululloh, bahwa kebajikan yang cepat pahalanya ada dua yaitu, berbakti kepada apa saja karena Allah dan orang yang rajin silaturahmi. Pada sisi lain ada dua yang siksanya cepat, pertama orang yang berbuat kekejian dan kedua orang yang memutus tali silaturrahim. Ini hadis riwayat ibnu Majah. Pada Hadis Mutafaqun ‘Alaih disebutkan bahwa menjalin silaturrahmi sangat penting tergantung di ‘Ars. Hadis hadits juga menyebut bahwa ada dua orang yang nanti tidak dilihat Allah, yaitu tetangga yang hasud dan memutus silaturrahmi.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *