Namun, masih banyak warga yang memilih bertahan di ketinggian air, karena mengkhawatirkan barang-barang yang mereka tinggalkan. Untuk menyiasatinya, mereka membuat panggung dalam rumah.
”Kalau di Kelurahan Pangkut mayoritas memilih bertahan, sementara untuk di desa-desa, sebagian mengungsi dan sebagian memilih bertahan,” ungkapnya.
Ia menyebut, banjir bukan hanya merendam rumah warga, tetapi juga memutus akses jalan utama masyarakat. Baik di Kelurahan Pangkut maupun antardesa, serta jalan permukiman.
Begitu pula dengan sekolah, rumah ibadah, poskesdes, dan puskesmas juga ada yang terendam. Bahkan, akses menuju jalan kantor di beberapa desa juga tertutup banjir.
”Bundaran desa jalannya juga kena banjir, tapi tidak semua fasilitas umum terdampak, karena sebagian desa kantor desanya atau fasilitas desa berada di dataran tinggi jadi sebagian desa ada yang aman,” pungkasnya. (tyo/sla/ign)