Begini Skenario Pemerintah jika Covid-19 Terus Melonjak

Ilustrasi-pasien-covid-19-virus-korona
Ilustrasi pasien Covid-19. (Chis/Jawa Pos)

JAKARTA – Pemerintah memiliki skenario penanganan Covid-19 jika kondisinya memburuk dari sekarang. Penambahan kapasitas tempat tidur perawatan pasien Covid-19 menjadi satu pilihan. Konsekuensinya adalah penambahan tenaga kesehatan yang rencananya diambil dari mereka yang baru lulus sekolah.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin (13/7) mengatakan bahwa varian delta menjadi biang dari ledakan kasus Covid-19 di Indonesia. Dia menyebutkan, ada beberapa provinsi di luar Jawa Bali yang sudah terlihat lonjakan kasus Covid-19. “Kami sudah membuat skenario ke depan,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Budi menyatakan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan seluruh gubernur secara rutin. Jika dalam dua minggu laju kasus terus meningkat, Jakarta dan DI Jogjakarta akan kewalahan. “Akan terjadi kekurangan tempat tidur,” ungkapnya.

Jika terjadi peningkatan kasus di suatu daerah, maka menambah fasilitas tempat tidur khusus pasien Covid-19 diharuskan. Langkah selanjutnya adalah mengkonversi rumah sakit untuk seluruhnya melayani Covid-19. Hal ini seperti yang dilakukan di Jakarta dengan tiga rumah sakit yang dikonversi. Jika kasus Covid-19 masih terus naik, Budi menyatakan akan menambah rumah sakit darurat.

Baca Juga :  Sebulan Buka Lowongan, Hanya Tiga Pendaftar

“Penambahan rumah sakit ini juga memerlukan alat dan yang paling penting adalah oksigen,” tuturnya.

Lalu bagaimana dengan tenaga kesehatannya? Dia menjelaskan bahwa sekarang banyak tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19. Belum lagi ada yang meninggal. Ini  tentu mengurangi jumlah tenaga kesehatan yang ada. “Rencananya minggu ini,  kami akan melakukan vaksinasi booster untuk nakes,” ucapnya.

Vaksinasi yang ketiga ini akan diberikan dalam waktu cepat. Yang digunakan adalah vaksin dari Moderna. Budi mengaku sudah membicarakan kepada organisasi profesi terkait hal ini. “Ini untuk memproteksi mereka,” ucapnya.

Selain itu, Kemenkes juga telah menghitung kebutuhan nakes. Untuk perawat dibutuhkan 16.000 hingga 20.000 yang ditugaskan di tujuh provinsi Jawa Bali. “Kami telah memetkan yang sudah lulus tapi belum uji kompetensi dan (mahasiswa keperawatan) yang tingkat akhir ada 19.000an,” kata Budi.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *