Beratnya Perjuangan Ibu Melahirkan di Tengah Banjir

Keliling Mencari Bidan, Bertaruh Nyawa Menyeberangi Sungai

banjir
BERJUANG: Seorang ibu menahan sakit bersiap menghadapi proses persalinan menuju posko banjir di Desa Samba Danum, Kecamatan Katingan Tengah. (IST/RADAR SAMPIT)

Di tengah bencana yang melanda Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, kehidupan baru telah lahir. Di tengah banjir itu, seorang ibu dengan penuh perjuangan berhasil melahirkan bayinya dengan sehat. Berikut kisahnya.

HENY, Sampit

Bacaan Lainnya

Suatu pagi, seorang perempuan muda berusia 26 tahun yang tinggal di Desa Samba Katung, Maya Celvia, merasakan sakit di perutnya. Sambil mengelus perut yang membesar itu, perempuan tersebut bergegas mencari bidan.

Di tengah kondisi banjir yang merendam hingga separuh bagian tubuhnya, Maya ditemani saudaranya berkeliling kampung mencari bidan. Namun, di kediaman bidan yang dituju, ternyata rumah bidan itu kebanjiran dan penghuninya sibuk mengamankan barang.

Tak tega melihat bidan yang tengah berjuang menghadapi banjir, Maya bersama saudaranya akhirnya mencari bidan lain. Mereka kembali berjalan kaki sekitar 500 meter dari rumahnya. Nasib, bidan yang dicari tengah sibuk menangani tiga pasien yang juga ingin melahirkan.

Baca Juga :  TRAGIS!!! Ayah Kerja, Bunda Belanja, Anak Tewas Tenggelam

Dengan perasaan bersedih sambil menahan perut yang terus berkontraksi, Maya akhirnya kembali ke rumahnya yang tak kalah memprihatinkan. Genangan air masuk ke dalam rumah hingga ketinggian 1,5 meter.

Tak ingin melahirkan dalam kondisi banjir, Maya bersama keluarganya berangkat menuju puskesmas yang letaknya di Desa Tumbang Samba. Perjuangannya tak mudah, dia bersama saudara laki-laki, kakak ipar, suami, dan sopir yang juga keluarganya, berangkat menyeberangi Sungai Katingan yang lebarnya sekitar 400 meter menggunakan kelotok.

”Saat itu arus sungai deras. Saya berlima nekat menyeberangi sungai menggunakan kelotok menuju puskesmas,” tutur Maya kepada Radar Sampit, Selasa (7/9).

Kurang lebih 35 menit perjalanan menyeberangi Sungai Katingan, Maya bersama keluarganya tiba sekitar pukul 10.00 WIB. Kemudian melanjutkan perjalanan berjalan kaki menuju puskesmas setempat.

Namun, ternyata puskesmas yang dituju juga ikut terendam hingga sepinggang orang dewasa. Maya dan keluarganya akhirnya menuju Gedung Antang Dahiang, Desa Samba Danum yang dijadikan posko darurat banjir. Jarak puskesmas menuju posko sekitar 100 meter.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *