Beratnya Perjuangan Yuendri Irawanto Mencari Donor Plasma Konvalesen

Sering Dimarahi Keluarga Pasien, Keliling Jawa Mencari Pendonor

plasma
DONOR PLASMA: Kepala UDD PMI Kotim Yuendrie Irawanto saat sedang melakukan donor plasma darah konvalesen, belum lama ini. (IST/RADAR SAMPIT)

Apabila mengalami human limfosit antigen, tambah Yuendrie, tubuh akan mengenali benda asing yang masuk dalam tubuh, sehingga reaksi tubuh yang ditimbulkan akan lebih berat mengalami gejala sakit yang tidak terduga. ”Orang yang menerima transfusi darah, 4-6 bulan baru bisa donor,” ujarnya.

Sebelum melakukan donor plasma darah konvalesen, dia akan menanyakan terlebih dahulu pada pendonor. Informasi yang digali, yakni pernah mengalami gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, hilang penciuman, dan lain-lain.

Bacaan Lainnya

”Dari pengalaman saya, pendonor plasma darah diutamakan yang pernah mengalami demam atau gejala sakit, karena kemungkinan kadar antibodi sedang tinggi,” katanya.

”Orang yang punya penyakit komorbid, seperti diabetes melitus juga bisa donor plasma asalkan kadar gula dalam darahnya stabil,” tambahnya lagi.

Lebih lanjut Yuendrie menjelaskan, donor plasma konvalesen merupakan salah satu terapi yang mempercepat kesembuhan pasien Covid-19 dengan memindahkan plasma penyintas Covid-19 yang mengandung antibodi spesifik terhadap SARS-CoV-2 ke pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan.

Baca Juga :  Kunjungan Pasien ke RSUD dr Murjani Sampit Melonjak

”Donor plasma darah diarahkan untuk pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan dengan gejala sedang mengarah ke berat,” katanya.

Yuendrie melanjutkan, keberhasilan terapi plasma konvalesen tergantung dari beberapa faktor, yakni takaran dosis yang diberikan, kadar antibodi, dan waktu pemberian. Setiap pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan, bisa diberikan sebanyak dua kantong atau 400 cc. Setiap kantong berisi sebanyak 200 cc.

Untuk kadar konsentrasi antibodi, katanya, diberikan sebanyak  132 U/ml. Apabila kadar antibodi pendonor kurang dari angka tersebut, pendonor dianggap tidak memenuhi syarat.

”Kami menggunakan standar FDA (Food and Drugs Administration) yang ditetapkan 132 U/ml. Pernah ada tujuh orang penyintas Covid-19 yang kadar antibodinya rendah. Ada yang kadar antibodinya 98, terpaksa ditolak. Tidak bisa donor plasma karena tak cukup,” ujarnya.

Di samping itu, Yuendrie menambahkan, terapi donor plasma konvalesen dapat mempercepat kesembuhan pasien Covid-19 apabila diberikan pada waktu yang tepat.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *