Perjuangan Siswi Peraih Juara 3 Lomba Poster di Tingkat Internasional
Siswi SMA Negeri 2 Sampit Arina Afla Safa Putri sukses mengharumkan nama sekolah dan daerahnya. Dia meraih juara 3 ajang lomba poster tingkat dunia.
HENY, Sampit
Prestasi yang diraih Arina berawal ketika dia bersama keempat kawannya mendapat info dari grup yang disampaikan salah seorang guru pembimbingnya terkait lomba. Mulanya Arina merasa tidak yakin mengikuti ajang lomba poster. Jangankan di tingkat internasional, di tingkat nasional pun dia belum pernah mencoba.
Informasi itu terkait lomba poster The World Food Day (WFD) yang diselenggarakan Organisasi Pangan dan Pertanian atau dikenal dunia dengan sebutan Food and Agriculture Organization (FAO), lembaga di bawah naungan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkantor pusat di Negara Roma, Italia.
Untuk pertama kalinya, SMAN 2 Sampit mengikutkan lima siswi terbaik dalam lomba poster untuk mencoba peruntungan sebagai pemenang. Dari lima siswi itu, nama Arina lolos masuk sebagai 60 besar terbaik hingga akhirnya pada peringatan Hari Pangan Sedunia 16 Oktober 2020 lalu diumumkan dalam website resmi FAO sebagai juara 3. Untuk juara 1 dan 2 dimenangkan remaja asal Korea dan Mongolia.
“Saya juga tak menyangka bisa sampai menang. Saya memang hobi melukis sejak kecil dan pernah juara waktu di bangku Taman Kanak-Kanak (TK). Tapi itu kan dulu. Karena saat SD dan SMP tidak ada yang memotivasi. Saya merasa khawatir kalau tiba-tiba ikut lomba poster saat SMA, ternyata gagal,” ujarnya.
Dengan dukungan orang-orang di sekitarnya, baik teman, orang tua, maupun guru, Arina memiliki semangat untuk mencoba dan tak begitu mengkhawatirkan kegagalan.
”Teman-teman dan guru pembimbing mendukung saya. Itulah yang menguatkan saya. Sampai akhirnya saya tidak berpikir kegagalan. Kalau kalah tak apa, menang alhamdulillah,” kata perempuan berkerudung saat diwawancara Radar Sampit di ruang kerja Kepala SMAN 2 Sampit, Selasa (9/3) pagi.
Setelah ada dorongan dari orang terdekatnya, Arina langsung mencari tahu dan memikirkan konsep lukisan agar tak melenceng dari tema. ”Saya sempat beberapa kali gagal ngonsep. Kebingungan mencocokkan dengan tema, sampai akhirnya yakin dengan hasilnya,” ujarnya.