SAMPIT – Polemik renovasi Gerbang Sahati di depan Stadion 29 November Sampit belum mereda. Derasnya gelombang protes terhadap rehab bangunan itu membuat Bupati Kotim Halikinnor agak gerah. Dia menyesalkan sikap sejumlah pihak yang baru memprotes gerbang itu di era kepemimpinannya.
”Kan sudah saya jelaskan kemarin. Kenapa protes baru saat ini?Beda kalau (gerbang) ini dibangun baru, boleh protes. Ini kan sudah bertahun-tahu, kenapa baru sekarang protesnya? Harusnya protes itu saat dibangun dulu,” kata Halikinnor, akhir pekan lalu.
Halikinnor menegaskan, dirinya hanya melanjutkan pembangunan gerbang itu, bukan pencetusnya. Gerbang tersebut dibangun sekitar tahun 2013. Namun, saat itu tidak ada penolakan ataupun protes dari politisi hingga tokoh masyarakat, sehingga desain dan namanya dipatenkan menjadi Gerbang Sahati.
Halikinnor menegaskan,renovasi gerbang tergolong urgensi, karena ada bagiantertentu yang rusak dan retak. Hal itu disebabkan pondasinya terlalu berat menopang cor beton diatas gerbang.
”Kondisi bangunan itu tidak dalam keadaan baik saat saya cek. Beban beton yang begitu besar, berbahaya bagi pengguna jalan.Kalau truk lewat dengan kondisi beban berat, lalu goyang dan runtuh, itu bisa membahayakan. Gerbang itu memang harus direnovasi dan mengurangi bebannya,” jelasnya.
Berkaitan dengan aspirasi publik dan tokoh masyarakat, Halikinnor berjanji akan mengakomodasi, salah satunya pemasangan ornamen khas Dayak, yakni burung tingang (enggang) yang akan dibuat diatas bangunan gerbang.
”Mungkin yang jelawat diubah jadi burung tingang itu masih bisa, tapi untuk nama, gerbang itu dibangun zamannya pemerintahan Sahati (Supian Hadi-Taufiq Mukri). Kalau nama saya ubah, seolah-olah saya tidak menghargai,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, pernyataan dan penjelasan Bupati Kotim Halikinnor yang tak akan mengganti nama Gerbang Sahati, belum membuat puas sejumlah kalangan. Desakan untuk penggantian nama gerbang dengan kekhasan daerah masih mengalir deras.
Mantan Wakil Ketua DPRD Kotim Supriadi, mendesak Halikinnor berani mengambil sikap tegas untuk mengubah nama Gerbang Sahati. ”Mestinya Habaring Hurung atau Kota Mentaya yang tepatnya,”katanya, Kamis (2/9).