Supriadi menuturkan, siapapun pemimpin Kotim, mestinya tidak mengubah slogan atau julukan Kotim seperti layaknya daerah lainya.”Jangan mewariskan konflik kepada generasi berikutnya. Saat pembangunan itu, saya sudah sampaikan akan menjadi masalah kedepannya dan ini terbukti,” ujarnya.
Perwakilan masyarakat adat, Jais, juga mendesak nama Gerbang Sahati diganti. Dia berharap Pemkab Kotim bisa memasukkan identitas daerah, misalnya diatas gerbang ada ornamen burung tingang yang merupakan simbol Suku Dayak. (ang/ign)