Cerita Kapolres Kotim Nyaris Ditikam Preman

Ketika Kapolres Kotim AKBP Abdoel Harris Jakin Berbagi Pengalaman (1)

kapolres
BERBAGI PENGALAMAN: Kapolres KotimAKBP Abdoel Harris Jakin berbagi pengalamannya selama bertugas sebagai aparat negara. (HENY/RADAR SAMPIT)

Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Abdoel Harris Jakin tak pernah menyangka bisa menginjakkan kaki di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Dia lebih mengenal Sampit dengan kisah tragedi kelamnyapada 2001 silam.

HENY, Sampit

Bacaan Lainnya

Kapolres Kotim AKBP Abdoel Harris Jakin menerima dengan ramah kedatangan Radar Sampit siang itu. Panjang lebar pria tegap tersebut berbagi kisah perjalanannya sebagai aparat negara hingga mengantarkannya sampai di Bumi Habaring Hurung.

Jakin mengawali tugasnya di Kotim pada 18 Mei 2020. Dia menggantikan Almarhum Mohammad Rommel. Sebelum menginjakkan kaki ke Kota Mentaya, Jakin terlebih dulu menggali informasi dari koleganya itu.

Dalam bayangannya, Sampit dikenal sebagai kota dengan tragedi kelamnya; konflik antaretnis 21 tahun silam. ”Ternyata, setelah mulai bertugas, berbaur dengan masyarakat yang ramah dan berbudaya, saya malah berpikir Kota Sampit tidak seseram itu,” ujar pria kelahiran Sukabumi, 15 Agustus 1979 ini.

Baca Juga :  Kram Saat Berenang, Pemuda Perantauan Ini Tenggelam di Danau Bekas Galian C

Jakin menuturkan, setelah menyelesaikan pendidikan dibangku SMA pada tahun 1998, dia lebih ketat menjaga kesehatan, tubuh, dan pola makannya untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Kota Semarang, Jawa Tengah.Selama dua tahun ditempa, Jakin lulus tahun 2001.

Jakin yang pernah tinggal di Bandung dan tumbuh besar di Bogor, harus rela jauh dari kampung halamannya untuk bertugas di Maluku Utara. Sampau tahun 2008, berbagai jabatan pernah diembannya. Mulai menjadi kapolsek, kasatreskrim, hingga penyidik polda.

Bertugas di Maluku Utara menjadi tantangan sendiri bagi Jakin saat menjabat Kapolsek Wasile di Kabupaten Halmahera Timur. Dia kerap bertugas ke berbagai tempat yang wilayahnya cukup jauh untuk menghadiri kegiatan pemerintahan maupun kepolisian.

”Dari Kota Ternate saya berangkat pagi menyeberangi laut dan tiba setengah sembilan malam. Bisa dibayangkan, untuk mengunjungi lokasi yang dituju membutuhkan waktu belasan jam diperjalanan. Ada Polsek yang letaknya jauh, itu juga rutin saya kunjungi sebulan sekali,” kenangnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *