Cerita Mistik Mihing Penangkap Ikan dari Kalteng

Cerita Mistik Mihing Penangkap Ikan dari Kalteng
Sejumlah Siswa saat mendengarkan sejarah singkat terkait Mihing penangkap ikan yang dianggap mengandung magic (Mistik) di Museum Balanga, pada kegiatan belajar bersama.(agusfataroni/radarsampit)

Kemudian singkat cerita, Mihing tersebut pun hampir selesai dibuat. Tiba-tiba Mihing tersebut bergoyang karena dimasuki barang-barang berharga, seperti gong, balanga, emas, intan,dan lain-lain. Karena Mihing tersebut hanya dibangun di depan rumah Bowak, maka membuat orang-orang disekitarnya takjub dan heran serta membuat Bowak menjadi kaya raya mendadak. Bowak pun menyuruh orang-orang di sekitarnya mengambil sebagian harta benda yang didapat dari dalam Mihingnya.

“Tapi sebaliknya di Lewu Telo Pantai Sangiang,  orang-orang resah dengan hilangnya harta benda mereka. Satu persatu harta berda mereka berlompatan keluar dan tidak dapat ditahan-tahan bahkan bila diikat pun tidak bisa, sebab ikatannya putus. Begitu pula yang disimpan di dalam peti pun habis keluar dan hilang.

Untuk mengetahui penyebabnya,  Sahawung lalu turun ke Pantai Danum Kalunen untuk melihat apakah kejadian itu karena ulah Bowak. Ternyata benar. Sahawung melihat Bowak dan orang-orang kampungnya sibuk memungut harta benda dari dalam Mihing yang dibangun di atas tanah di depan rumah Bowak. Sahawung lalu memanggil Bowak dan mengatakan sudah cukup harta yang didapat Bowak dan orang kampungnya dari Mihing tersebut. Karena hanya akan membuat mereka malas untuk bekerja. Sesuai kodrat kita manusia yang harus bekerja keras untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Baca Juga :  BRI Sampit Kembali Tebar Hadiah Simpedes

Maka sejak itu,  orang-orang di Pantai Danum Kalunen tidak diperbolehkan lagi membuat Mihing di atas daratan kecuali di bangun di sungai, dan hanya boleh untuk menangkap ikan, baik besar maupun kecil,” pungkas Budi.

Ia menambahkan, maka sejak itu Mihing hanya dibagun di sungai Kahayan, dengan batasnya adalah dari hilir sungai Kahayan tepatnya dari Desa Tangkahen Kecamatan Banama Tingang,  Kabupaten Pulang Pisau dan mudik ke hulu Kahayan sampai dengan Desa Rangan Mihing, Kecamatan Tewah Kabupaten Gunung Mas.

Menurut Budi, ini diperkuat dengan sejarah dan cerita dari masyarakat setempat. Sedangkan Mihing terakhir dibangun di sungai Kahayan,  adalah di Desa Petak Bahandang pada tahun 1977. Setelah itu tidak pernah dibuat lagi sampai sekarang. (agf/gus)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *