PANGKALAN BUN – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Kotawaringin Barat memastikan sementara ini penyakit demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF) belum ditemukan di wilayah itu.
Plt Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DPKH Kobar Haryo Prabowo mengatakan, Kobar masih aman dari penyebaran ASF. ”Kategorinya masih aman dan semoga tidak terjadi penularan penyakit tersebut,” katanya, Kamis (14/10).
Pihaknya telah meminta peternak babi di Kobar waspada terkait potensi penularan ASF yang sangat mungkin terjadi akibat lalu lintas pengiriman babi dari luar daerah.
”Kita perlu mewaspadai potensi penularan dari luar daerah dari lalu lintas masuknya hewan (babi). Di Kobar ini yang menjadi sentra peternakan babi berada di kawasan Translik Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan,” ungkapnya.
Haryo menjelaskan, ASF merupakan penyakit babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian serta memicu kerugian ekonomi yang sangat besar bagi peternak. Meski begitu, ASF tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat.
”ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya,” jelasnya.
Secara umum, kata Haryo, babi yang terkena penyakit ASF harus segera diisolasi dan pembersihan peralatan serta dilakukan pengosongan kandang. Untuk babi yang mati karena penyakit ASF dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur petugas untuk mencegah penularan yang lebih luas.
Selain itu, pencegahan juga wajib dilakukan dengan tidak memasukkan babi baru dari luar Kobar untuk sementara waktu. Kontrol keluar masuk barang dan alat maupun orang ke peternakan.
”Pakan babi harus dimasak, jangan menggunakan air sungai untuk minuman babi, jaga kebersihan kandang, dan lakukan penyemprotan disinfektan secara rutin,” imbaunya.
Berdasarkan kajian analisa risiko, lanjutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan masuknya ASF ke Indonesia, di antaranya melalui masuknya daging babi dan produk babi lainnya dari luar negeri, sisa katering transportasi internasional, baik dari laut maupun udara, orang yang terkontaminasi virus ASF, kontak dengan babi yang telah tertular di lingkungannya.